PHE WMO Ubah Lahan Tandus Jadi Lahan Subur Penghasil Tanaman Hortikultura
loading...
A
A
A
BANGKALAN - Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore ( PHE WMO ) menggelar program Eco Edufarming guna mendongkrak perekonomian dari sektor pertanian. Program ini dilaksanakan di lahan di Desa Bandang Dajah Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. Lahan tidur tersebut dipoles hingga menjadi lahan subur penghasil beragam tanaman hortikultura.
Seperti tanaman Bunga Koll varietas Liberti, Semangka varietas Esteem, Jagung varietas Madura, Pakcoy varietas Nauli, Bawang Merah varietas Sumenep, Cabe varietas Imola, hingga Tomat varietas Servo.
(Baca juga: Jelang Divaksin COVID-19, Wagub Jatim Emil Dardak Lakukan Tes Kesehatan )
“Sebelum ada bantuan dari PHE WMO, tidak ada yang menanam seperti ini. Kini warga sudah menikmati panen raya perdana di awal tahun 2021,” kata Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah, Jazi, Selasa (12/1/2021).
Jazi menjelaskan, Program Eco Edufarming telah memberikan wawasan dan harapan baru bagi masyarakat sebagai potensi pendongkrak perekonomian dari sektor pertanian. Apalagi, lanjutnya, luas lahan tidur dan tadah hujan di desanya mencapai 80%.
"Kesuburan tanah awalnya tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Ini akibat minimnya pengetahuan tentang pola pertanian. Sehingga masyarakat melihat sektor pertanian di Desa Bandang Dajah tidak bernilai ekonomis,” ujarnya.
(Baca juga: Miris! Suami Pasang Tarif Rp1,5 Juta untuk Layanan Seks Berbagi dengan Istrinya )
Pendamping program, Nurudin mengungkapkan, target awal adalah memanfaatkan lahan tidur dengan melakukan intensifikasi pertanian biaya murah. Tingginya biaya pertanian dikarenakan umumnya menggunakan pola pertanian dengan obat-obatan.
Keuntungan yang kecil, membuat banyak warga memilih merantau atau sebagai kuli bangunan. "Bagaimana pertanian bisa menghidupi masyarakat di sini. Kami kenalkan teknologi tepat guna, murah, dan bisa mudah dicontoh masyarakat," terangnya.
Field Manager PHE WMO, Sapto Agus Sudarmanto mengatakan, melalui program pertanian di Bandang Dajah ini, dia berharap bisa memunculkan kemandirian dan potensi peningkatan ekonomi melalui pertanian organik dan hemat biaya.
“Sebelum di Desa Bandang Dajah, kami juga telah berkontribusi dalam penyediaan fasilitas air bersih dan pembentukan HPAM Sumber Barokah. Programnya adalah pemboran dan pipanisasi melalui rumah warga,” katanya.
Seperti tanaman Bunga Koll varietas Liberti, Semangka varietas Esteem, Jagung varietas Madura, Pakcoy varietas Nauli, Bawang Merah varietas Sumenep, Cabe varietas Imola, hingga Tomat varietas Servo.
(Baca juga: Jelang Divaksin COVID-19, Wagub Jatim Emil Dardak Lakukan Tes Kesehatan )
“Sebelum ada bantuan dari PHE WMO, tidak ada yang menanam seperti ini. Kini warga sudah menikmati panen raya perdana di awal tahun 2021,” kata Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah, Jazi, Selasa (12/1/2021).
Jazi menjelaskan, Program Eco Edufarming telah memberikan wawasan dan harapan baru bagi masyarakat sebagai potensi pendongkrak perekonomian dari sektor pertanian. Apalagi, lanjutnya, luas lahan tidur dan tadah hujan di desanya mencapai 80%.
"Kesuburan tanah awalnya tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Ini akibat minimnya pengetahuan tentang pola pertanian. Sehingga masyarakat melihat sektor pertanian di Desa Bandang Dajah tidak bernilai ekonomis,” ujarnya.
(Baca juga: Miris! Suami Pasang Tarif Rp1,5 Juta untuk Layanan Seks Berbagi dengan Istrinya )
Pendamping program, Nurudin mengungkapkan, target awal adalah memanfaatkan lahan tidur dengan melakukan intensifikasi pertanian biaya murah. Tingginya biaya pertanian dikarenakan umumnya menggunakan pola pertanian dengan obat-obatan.
Keuntungan yang kecil, membuat banyak warga memilih merantau atau sebagai kuli bangunan. "Bagaimana pertanian bisa menghidupi masyarakat di sini. Kami kenalkan teknologi tepat guna, murah, dan bisa mudah dicontoh masyarakat," terangnya.
Field Manager PHE WMO, Sapto Agus Sudarmanto mengatakan, melalui program pertanian di Bandang Dajah ini, dia berharap bisa memunculkan kemandirian dan potensi peningkatan ekonomi melalui pertanian organik dan hemat biaya.
“Sebelum di Desa Bandang Dajah, kami juga telah berkontribusi dalam penyediaan fasilitas air bersih dan pembentukan HPAM Sumber Barokah. Programnya adalah pemboran dan pipanisasi melalui rumah warga,” katanya.
(msd)