Kapolda: Tak Ada Tempat bagi Kelompok Intoleran dan Premanisme di Jateng
loading...
A
A
A
SEMARANG - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Luthfi menjadikan isu radikalisme, terorisme dan premanisme sebagai perhatian khusus bagi semua jajarannya di daerah itu.
“Tidak ada tempat bagi radikalisme, terorisme, dan premanisme di Jawa Tengah," kata Kapolda Jateng saat rilis akhir tahun 2020 Polda Jawa Tengah di Gedung Borobudur Mapolda Jateng, Semarang, Rabu (30/12/2020). (Baca Juga: Densus 88 Temukan 12 Lokasi Pelatihan Jamaah Islamiyah di Jateng)
Ahmad Luthfi mengatakan bahwa kelompok intoleran selama ini selalu menganggap musuh terhadap orang-orang yang dinilai beda pemahaman. “Intoleran ini kalau beda dianggap musuh. Naik jadi radikal kalau bisa mengganti dasar negara, naik jadi teroris kalau sudah menggunakan alat," tegasnya.
Sebab itu, pihaknya juga telah mengingatkan kepada semua Kapolres untuk tidak memberi tempat bagi kelompok intoleran hingga premanisme tersebut. (Baca Juga: Jam Malam Diberlakukan, Ratusan Kendaraan Terjebak Macet di Batas Kota Sidoarjo)
Menurutnya, tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok intoleran ini memang sulit diidentifikasi jika belum ada perbuatan yang dilakukan. “Kalau belum ada perbuatannya bukan tindak pidana. Kalau sudah ada wujud perbuatan, sudah masuk pidana," kata jenderal bintang dua ini. (Baca Juga: Tabrakan Beruntun 10 Kendaraan di Lembah Anai, Minibus Terjun ke Jurang)
Oleh karena itu, guna menangkal segala bentuk radikalisme, terorisme dan premanisme, Kapolda mengatakan, Bhabinkamtibmas menjadi leading sector untuk melakukan upaya pembinaan.
“Tidak ada tempat bagi radikalisme, terorisme, dan premanisme di Jawa Tengah," kata Kapolda Jateng saat rilis akhir tahun 2020 Polda Jawa Tengah di Gedung Borobudur Mapolda Jateng, Semarang, Rabu (30/12/2020). (Baca Juga: Densus 88 Temukan 12 Lokasi Pelatihan Jamaah Islamiyah di Jateng)
Ahmad Luthfi mengatakan bahwa kelompok intoleran selama ini selalu menganggap musuh terhadap orang-orang yang dinilai beda pemahaman. “Intoleran ini kalau beda dianggap musuh. Naik jadi radikal kalau bisa mengganti dasar negara, naik jadi teroris kalau sudah menggunakan alat," tegasnya.
Sebab itu, pihaknya juga telah mengingatkan kepada semua Kapolres untuk tidak memberi tempat bagi kelompok intoleran hingga premanisme tersebut. (Baca Juga: Jam Malam Diberlakukan, Ratusan Kendaraan Terjebak Macet di Batas Kota Sidoarjo)
Menurutnya, tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok intoleran ini memang sulit diidentifikasi jika belum ada perbuatan yang dilakukan. “Kalau belum ada perbuatannya bukan tindak pidana. Kalau sudah ada wujud perbuatan, sudah masuk pidana," kata jenderal bintang dua ini. (Baca Juga: Tabrakan Beruntun 10 Kendaraan di Lembah Anai, Minibus Terjun ke Jurang)
Oleh karena itu, guna menangkal segala bentuk radikalisme, terorisme dan premanisme, Kapolda mengatakan, Bhabinkamtibmas menjadi leading sector untuk melakukan upaya pembinaan.
(nic)