Sah, Andrei Angouw Walikota Pertama di Indonesia Beragama Konghucu

Kamis, 17 Desember 2020 - 16:08 WIB
loading...
Sah, Andrei Angouw Walikota Pertama di Indonesia Beragama Konghucu
Calon Wali Kota Manado, Andrei Angouw peraih suara terbanyak yang ditetapkan KPU Manado. Foto: Dok/SINDONEws
A A A
MANADO - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Manado telah selesai melaksanakan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado Tahun 2020.

Hasilnya, pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 Andrei Angouw-Richard Sualang meraih suara tertinggi dari tiga pesaingnya yakni, 88.303 suara, paslon nomor urut 2, Sonya S Kembuan-Syarifudin Saafa 32.224 suara, paslon nomor urut 3 Mor Dominus Bastiaan-Hanny Joost Pajouw 53.090 suara, dan paslon nomor urut 4, Julyeta Paula Runtuwene-Harley Mangindaan 66.730 suara. (Baca Juga: Jadi Calon Wali Kota Pertama Beragama Konghucu, Andrei Angouw: Tunggu Penetapan Resmi KPU)

“Peraih suara terbanyak sudah bisa kita lihat bersama hasil perolehan suara di Kota Manado, baik untuk gubernur maupun walikota. Sebentar lagi kami akan menandatangani berita acara serta SK,” ujar Ketua KPU Manado Jusuf Wowor, Kamis (17/12/2020).

Dengan demikian, masyarakat Tionghoa, terlebih khusus penganut Konghucu di Indonesia akan menorehkan sejarah baru. Karena di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) Andrei Angouw akan menjadi Walikota beragama Konghucu pertama di Indonesia. Andrei Angouw merupakan seorang politisi yang berlatar belakang pengusaha, yang lahir dan besar di Kota Manado. (Baca Juga: Pidato Inspiratif Kemenangan Olly-Steven, Kemenangan Terhormat Milik Semua)

Berbekal kendaraan politik PDI Perjuangan, Dia terpilih sebagai anggota DPRD Sulut 3 periode berturut-turut, sebelum akhirnya menjabat sebagai Ketua DPRD Sulut sejak 16 Februari 2016. Kala itu, Andrei Angouw juga tercatat sebagai Ketua DPRD yang beragama Konghucu pertama di Indonesia.

Mengarungi Pilkada Manado bukan lah jalan mudah, politisi PDI Perjuangan ini kadang diterpa isu-isu Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA). Namun dia mengaku sangat menyesalkan hal itu, tapi dia juga tahu dalam kontestasi pilkada, bukan hanya di Manado bahwa memang isu-isu itu paling gampang dimainkan.

“Tapi isu itu yang sangat berbahaya, isu yang sangat tidak mendidik, kita berharap isu itu nanti ke depan tidak ada lagi karena itu berpotensi memecah belah bangsa kita," tuturnyas. (Baca Juga: Pandemi Covid-19, Perluasan Bandara Sam Ratulangi Manado Tetap Lanjut)

Andrei mengaku tidak mau terpengaruh dan memilih untuk tidak mau mendengar isu-isu itu, tidak mencari beritanya, tidak mencari isunya, bahkan kalau ada yang menyampaikan dia memilih untuk mengabaikannya agar tidak memengaruhi konsentrasinya. (Baca Juga: Waduh, Bakal Banyak Penumpang Batal Terbang ke Bali, Ini Kebijakan Bandara Husein Bandung)

“Yang penting kita berniat membangun bangsa ini, kita bekerja untuk seluruh masyarakat tanpa melihat agama, etnis dari masyarakat tersebut. Jadi untuk saya itu hal yang not big deal,” tandas ayah empat orang anak ini.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2557 seconds (0.1#10.140)