Hasil Survei: Cakada KIM Plus Unggul di Basis PDIP Jabar Buntut Pindahnya Maruarar

Jum'at, 22 November 2024 - 19:51 WIB
loading...
Hasil Survei: Cakada...
Hasil survei Polling Institute menunjukkan calon kepala daerah di Pilkada Kabupaten Subang, Majalengka, dan Sumedang (SMS), yang diusung Partai Gerindra dan KIM Plus unggul dibanding paslon lain. Foto/SINDOnews
A A A
JAWA BARAT - Hasil survei Polling Institute terkait peta politik terkini di Pilkada Kabupaten Subang, Majalengka, dan Sumedang (SMS), menunjukkan elektabilitas calon-calon Bupati yang diusung Partai Gerindra dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus lebih unggul dibanding calon yang diusung PDIP. Beberapa faktor diduga menjadi penyebab hal ini.

Menurut peneliti utama Polling Institute Kennedy Muslim, meski daerah pemilihan Jabar XI ini merupakan basis PDI Perjuangan di Jawa Barat, banyaknya tokoh yang berpindah haluan menjadi salah satu penyebab meredupnya pengaruh partai merah di dapil ini. Kennedy mencontohkan politisi Gerindra Maruarar Sirait.

“Banyak kader yang berpindah partai seperti Pak Ara (Maruarar Sirait) yang sudah lama maju di Dapil XI tapi kemudian pindah ke Gerindra,” ujar Kennedy, Jumat (22/11).



Hal ini diamini oleh putra sulung Maruarar, Yoshua Sirait. Menurut pendiri relawan Sahabat Yoshua ini, kepindahan ayahnya dari PDIP ke Partai Gerindra turut menjadi penyebab kian bersinarnya Gerindra di basis PDIP Jawa Barat ini.

“PDIP terbelah di Sumedang, Majalengka, Sumedang. Banyak kader yang geser dan putar balik. Strukturnya aja mundur. Tetapi mereka punya basis yang cukup kuat. Terbukti elektabilitas Kang Jimat (Ruhimat) tinggi sekali,” ujar Joshua.



Pengamat politik dari Indonesia Political Opinon (IPO) Dedi Kurnia Syah menguatkan. Mesin partai tidak bisa sekuat ketokohan, khusus di Dapil Subang, Majalengka dan Sumedang. “Butuh partai yang kuat dan ketokohan yang juga kuat,” kata Dedi.

Dia mencontohkan PDIP yang punya mesin partai cukup kuat, tetap tidak akan berdaya jika banyak tokoh simpulnya berpindah haluan. Bahkan PKS pun, kata Dedi, tidak mampu mempertahankan loyalitas melebihi ketokohan.

“Elektabilitas (figur) terbentuk dari faktor ketokohan. Meskipun mesin partai tetap penting untuk mendukung segala aktivitas politik tokoh tersebut. Karena itu dengan adanya survei ini, mau tidak mau bagi calon yang menang harus tetap fokus dan yang kalah harus siap dengan segala konsekuensinya,” katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 4.1004 seconds (0.1#10.140)