Jatim Provinsi Tertinggi Kasus Nakes Meninggal Akibat Covid-19

Rabu, 16 Desember 2020 - 18:27 WIB
loading...
Jatim Provinsi Tertinggi Kasus Nakes Meninggal Akibat Covid-19
Selama pandemi COVID-19 tercatat sudah 363 dokter dan perawat yang meninggal dunia. Jatim tertinggi dengan jumlah 86 nakes meninggal. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
SURABAYA - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat, dari Maret hingga pertengahan Desember 2020, terdapat 363 tenaga kesehatan (nakes) meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 .

Data menunjukkan, terdapat 202 dokter dan 15 dokter gigi, dan 146 perawat.Jumlah itu juga menempatkan Jawa Timur (Jatim) menjadi provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan (nakes) terbanyak yang meninggal akibat COVID-19 yakni 86 orang.

Terdiri dari 41 dokter, 2 dokter gigi dan 43 perawat. Disusul DKI Jakarta sebanyak 57 tenaga medis yang terdiri dari 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat. Kemudian Sumatera Utara sebanyak 27 tenaga medis yang terdiri dari 24 dokter dan 3 perawat. (Baca Juga: Update Catatan IDI, 363 Petugas Medis Meninggal Selama Pandemi Covid-19)

Ketua Rumpun Kuratif Satgas COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengatakan, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebut, hampir 2-3% nakes meninggal dunia akibat COVID-19 . Namun itu terjadi pada negara-negara yang angka komorbiditasnya tidak tinggi. “Di kita komorbiditasnya kan tinggi. Hipertensi, diabetes. Ini pembelajaran buat kita semua. Di luar negeri kematian (nakes) juga komorbid,” katanya, Rabu (16/12/2020).

Direktur RSUD dr Soetomo itu menegaskan, nakes yang terpapar COVID-19 , belum tentu menangani pasien COVID-19 secara langsung. Bahkan, diduga nakes terinfeksi COVID-19 dari rumah. (Baca Juga: Gubernur: Aturan Baru Berlibur ke Bali Berlaku 18 Desember 2020 sampai 4 Januari 2021)

Di RSUD dr Soetomo kata dia, nakes kecil kemungkinan terpapar virus asal Wuhan, China tersebut. Sebab, mereka dalam menangani pasien selalu mengenakan alat pelindung diri (APD). “Di RSUD dr (nakes yang terinfeksi COVID-19 ) justru yang tidak berada di ruang isolasi khusus,” ujar dr Joni.

Terkait lonjakan jumlah kasus COVID-19 di Jatim, dr Joni menyatakan, hal itu akibat adanya momentum libur panjang. Setidaknya, dalam catatannya ada tiga even libur panjang yang membuat lonjakan kasus. Diantaranya, Idul Fitri, perayaan 17 Agustus dan libur Maulid Nabi. (Baca Juga: WNA Asal Malaysia Ditangkap Bersama 8,9 Kg Lebih Sabu)

Sekitar seminggu hingga tiga minggu setelah libur tersebut, terjadi lonjakan kasus. “Ini bukti ada penurunan penerapan protokol kesehatan saat liburan. Untuk itu, Pemprov Jatim terus mengingatkan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak atau 3 M,” pungkasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1106 seconds (0.1#10.140)