Wali Kota Balikpapan Resmikan Laboratorium PCR Siloam Hospital

Rabu, 25 November 2020 - 13:13 WIB
loading...
Wali Kota Balikpapan Resmikan Laboratorium PCR Siloam Hospital
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendy pun meresmikan laboratorium PCR di Siloam Hospital.Foto/ist
A A A
BALIKPAPAN - Pademi COVID-19 belum berakhir dan masih perlu penanganan antisipasi serta penanganan medis selanjutnya. Misalnya swab test dan lainnya.

Seperti di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, warga di sana dapat pelayanan pada Polymerase Chain Reaction (PCR) swab test, antigen swab test, rapid test, dan tes serologi. Hal ini dapat dilakukan di Siloam Hospital Balikpapan.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendy pun meresmikan laboratorium PCR tersebut pada Selasa (24/11/2020). (Baca juga: Diancam Dibunuh, Ayah Tiri Perkosa Anak Hingga Hamil 8 Bulan )

Selain peningkatan layanan melalui laboratorium PCR, Siloam Hospitals Balikpapan turut meningkatkan fasilitas ruang operasi bedah jantung melalui kelengkapan layanan dengan teknologi terkini.



"Dimasa Pandemi COVID-19 ini, pencegahan, pengentasan Pandemi dan layanan kesehatan harus dilakukan sebaik dan secepat mungkin. Adanya Kolaborasi ini kami harapkan dapat sebagai contoh guna peningkatan akses kesehatan", kata Rizal Effendy dalam keterangannya yang diterima Rabu(25/11/2020).

Laboratorium PCR Siloam Hospitals Balikpapan ini dibangun memanfaatkan area lantai 1 Siloam Hospital Balikpapan. Kapasitas pemeriksaan sejumlah 90 - 180 spesimen per hari. Proses pemeriksaan diharapkan bisa selesai dalam tempo satu hari dan maksimal tiga hari. Selain laboratorium PCR, pelayanan bedah jantung terbuka turut ditingkatkan.(Baca juga: Tinjau Mandalika, Ketua DPD RI Disambut Barisan Laskar Sasak )

Direktur Utama Siloam Hospitals Balikpapan, dr. Danie Poluan, M. Kes mengatakan, di masa pandemi Covid-19, tindakan operasi bedah jantung terbuka, tetap bisa dilakukan dengan aman dan tepat. Ini karena jaringan Rumah Sakit Siloam menjalankan protokol kesehatan bagi pasien dan tenaga medis untuk memastikan keamanan dan kesehatan bersama.

"Masyarakat tidak perlu menunda atau merasa takut untuk menjalani operasi jantung karena kesehatan jantung adalah kondisi kesehatan yang harus segera ditangani secara cepat dan tepat," tuturnya.

Danie Polutan menambahkan, selain pasien, dokter dan petugas kesehatan, staf lainnya di SHBP turut melakukan kegiatan skrining dan pemeriksaan Covid-19 secara berkala.

Dia juga mengatakan, pihaknya melayani dan menjawab kebutuhan masyarakat yang memerlukan tindakan operasi jantung, pelayanan konsultasi, penjadwalan bedah jantung, persiapan, rujukan serta tindakan lainnya. "Kami akan terus memastikan pasien bisa mendapatkan penanganan jantung secara maksimal," ujarnya.

Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sekitar 31% dari seluruh kematian di dunia, atau sekitar 8,7 juta, disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebanyak 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1540 seconds (0.1#10.140)