Kisah Lucu Kolonel Ihin Jadi Pangdam Gegara Tidur Ngorok Dengar Pidato Panglima TNI

Kamis, 16 Mei 2024 - 06:29 WIB
loading...
Kisah Lucu Kolonel Ihin Jadi Pangdam Gegara Tidur Ngorok Dengar Pidato Panglima TNI
Letjen TNI (Purn) Solihin GP (ditunjuk sebagai Pangdam XVI/Hasanuddin semasa berpangkat kolonel. Kelak dia menjadi Gubernur Jawa Barat (1970-1975). Foto/Khastara Perpusnas
A A A
Nama Solihin Gautama Prawiranegara yang akrab disapa Solihin GP atau dikenal luas Mang Ihin di kalangan sejarah militer Indonesia. Dia merupakan pemegang 20 tanda jasa dan penghargaan selama berkarier dalam dunia militer.

Solihin Gautama Purwanegara lahir 21 Juli 1926 dan wafat pada 5 Maret 2024. Tokoh Sunda ini pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat daru 1970 hingga 1975. Karier militer dimulai ketika masa revolusi sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat Kabupaten Bogor.

Kemudian dia bergabung dengan Divisi Siliwangi. Dalam perjalanannya, salah satu kisah uniknya salah satunya saat mendapat promosi jabatan menjadi jenderal bintang satu. Ketika itu dia ditunjuk sebagai Pangdam Hasanuddin saat tertidur pulas.



Solihin GP salah satu prajurit TNI yang berani tidur pulas ketika atasannya sedang berpidato? Lazimnya, mereka yang terlelap itu bakal kena tegur atau sanksi. Tapi nasib sebaliknya justru membuat karier milternya moncer.

Bukannya dihukum, pria yang akrab disapa Solihin GP ini malah dipromosikan ke jabatan lebih tinggi. Tidak tanggung-tanggung, dia ditunjuk langsung menjadi panglima komando daerah militer alias pangdam.

Kala itu Panglima Kodam XVI Hasanuddin Kolonel M Jusuf datang ke Makassar. Dia mengajak Solihin ke Jakarta untuk ikut dalam suatu acara syukuran penunjukan dirinya sebagai menteri. Untuk diketahui, pada Juni 1965, Presiden Soekarno menyempurnakan Kabinet Dwikora.

Jusuf yang saat itu masih berstatus Pangdam Hasanuddin diangkat sebagai Menteri Perindustrian Ringan. Praktis dia rangkap jabatan. Status sebagai menteri plus pangdam itu dijalaninya hingga terjadi peristiwa G30 S/PKI.



Usai tragedi nasional itu, Menpangad Letjen Soeharto mengakhiri jabatan Jusuf sebagai pangdam.Bagi Jusuf, Solihin bukan orang asing. Guru SSKAD kurun 1954-1956 di Bandung merupakan perwira tempur dalam operasi penumpasan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.

Itu operasi militer panjang yang dipimpin Jusuf sebagai pemegang tongkat komando teritorial Sulsel. Saat Soeharto menanyakan calon penggantinya, Jusuf merekomendasikan nama Solihin GP untuk menggantikannya.

Kendati demikian, Jusuf tak sekalipun memberitahukan hal tersebut kepada bawahannya itu. Tidak heran Solihin ogah-ogahan ketika hendak diajak ke Jakarta. Namun siapa sangka nasib Solihin GP mulai berubah dari sini.

“Ah, tidak usah saja Pak. Itu kan acara untuk Bapak,” kata Solihin dikisahkan Atmadji Sumarkidjo dalam buku 'Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit', dikutip SINDOnews, Kamis (16/5/2024).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2008 seconds (0.1#10.140)
pixels