Mari Longa, Pejuang asal Flores yang Pantang Menyerah

Senin, 11 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Sang utusan pulang dengan kabar yang membuat pembesar Belanda marah. Karena tak mau berunding, pihak kolonial kembali melakukan penyerangan. Namun, hasilnya tetap sama. Pasukan kolonial jatuh berguguran, dan kembali lagi ke Ende.

Episode perang Mari Longa melawan Belanda sejatinya dimulai pada tahun 1890, ketika ia membantu Bhara Nuri. Hingga periode 1893 -1897, pasukan Belanda tampaknya makin lemah.

Memasuki episode perang kolonial II tahun 1898-1902, pasukan penjajah terjebak strategi Mari Longa. Pasukan Belanda digiring memasuki hutan sehingga mereka menyerah kalah. Belanda mengajak damai dan menawarkan Mari Longa menjadi raja. Kali ini, Mari yang terjebak. Karena setelah berdamai, Mari tidak diangkat menjadi raja di Watunggere.

Kekecewaan ini menimbulkan perang kolonial III pada tahun 1905. Belanda membakar kampung Lewa Nggere. Mari Longa dan pasukannya tidak terima. Lalu mereka membantai serdadu Belanda.

Selanjutnya, pada tahun 1906 meletus perang kolonial IV. Pasukan Belanda banyak yang jatuh korban karena terkena tembakan anak panah otomatis yang dipasang pada jalan masuk kampung Watu Nggere dan jalan di hutan, dekat benteng Watu Nggere yang merupakan perkampungan Belanda. Ini memaksa Belanda menarik pasukannya dari wilayah Mari kembali ke Ende.

Rupanya penarikan pasukan hanya untuk konsolidasi kekuatan. Pada 1907, di bawah pimpinan kapten Christoffel, Belanda melancarkan serangan. Benteng pertahanan pasukan Mari runtuh, dan sang panglima perang yang pantang menyerah itu gugur dalam perang kolonial V ini.

Mari Longa telah pergi, tapi spirit perjuangannya tetap ada dan diabadikan lewat lagu, nama jalan di kota Ende, dan juga patung Mari Longa. Ada patung versi lama dan kemudian dibangun patung yang lebih besar.

- Diolah dari berbagai sumber
(shf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)