15 Ribu Alat Rapid Test Virus Corona Disebar ke Seluruh Sulsel

Kamis, 16 April 2020 - 07:51 WIB
loading...
15 Ribu Alat Rapid Test Virus Corona Disebar ke Seluruh Sulsel
Untuk menemukan kasus pasien positif virus corona Covid-19 lebih cepat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah mendistribusikan 15.000 lebih alat rapid tes ke seluruh kabupaten/kota di Sulsel. Foto : Istimewa
A A A
MAKASSAR - Untuk menemukan kasus pasien positif virus corona Covid-19 lebih cepat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah mendistribusikan 15.000 lebih alat rapid tes ke seluruh kabupaten/kota di Sulsel.

Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah mengatakan, distribusi alat rapid tes ini dilakukan secara bertahap. "Rapid test dari 9.000, (kemudian) 6.800, (jadi totalnya) 15.000. Belum lagi yang keinginan sendiri, kan," ucap Nurdin di rumah jabatan Gubernur Sulsel, kemarin.

Menurut Nurdin, pelaksanaan rapid test ini penting untuk antisipasi penyebaran virus lebih luas. Makanya screening dilakukan melalui tes cepat ini. Bahkan rapid tes juga diminta dilakukan kepada pejabat publik.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari mengatakan, alat rapid test ini bagian dari upaya melakukan screening terhadap warga.

"Rapid test 15.000 lebih memang betul bahwa sudah dilakukan di beberapa kabupaten/kota di Sulsel. Dan kita bisa lihat kalau ada ODP dan PDP yang bertambah (kasusnya), dari situ semua," ujar Ichsan saat konferensi pers, kemarin.

Dari data pantauan Covid-19 Sulsel, per tanggal 15 April 2020 pukul 18.54 WITA, tercatat angka ODP saat ini sebanyak 2.752 orang. Dimana 573 diantaranya selesai pemantauan, dan 2.179 sisanya selesai pemantauan.

Lalu pada kategori PDP, total sebanyak 427 orang. Dengan rincian, 209 dirawat, 196 sehat, dan 22 meninggal. Sementara angka kasus positif dikatakan Ichsan bertambah 10 pasien baru dengan total menjadi 240 kasus, dimana 42 orang sudah dinyatakan sembuh, lalu 176 masih dirawat, 22 orang meninggal.

Ichsan melanjutkan, rapid tes ini cukup efektif sebagai upaya screening meski tidak dilakukan secara masal atau seluruh masyarakat. Diutamakan hanya kepada individu yang diduga melakukan kontak langsung dengan pasien positif terpapar Covid-19.

Namun demikian, dia tak menampik hasil tes cepat ini bisa saja menunjukkan reaktif namun tidak tepat menunjukkan adanya infeksi covid-19. Dalam hal ini, kata Ichsan, diistilahkan sebagai false positive-negative atau positif/negatif palsu.

"Itu bisa saja terjadi karena ada beberapa hal. Yang paling utama bahwa rapid test bisa positif pada orang-orang dengan cross reaction namanya. Adalah kondisi dimana bahwa ada memang virus didalam (tubuh), tapi virus flu misalnya, itu bisa menimbulkan istilahnya positif palsu. Tapi sedikit saja yang terjadi seperti itu," kata dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2208 seconds (0.1#10.140)