Kisah Pemberangusan Prajurit Rakyat di Kalimantan Utara

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Apalagi setelah didapati seorang Temenggung Dayak Iban, tewas dibunuh hingga upacara ‘mangkok merah’ diadakan. (Baca juga: Ki Ageng Wonokusumo, Tokoh Islam Ditakuti Belanda, Adzan di Bukit Terdengar Keseluruh Penjuru)

Dinamai mangkok merah, karena mangkok yang digunakan berwarna merah darah, dan upacara dilakukan sebagai pertanda seluruh masyarakat adat Dayak bersiap untuk perang.

Gerakan ini dengan cepat berubah menjadi sentimen rasial, dengan mengidentikkan etnis Tionghoa Kalimantan sebagai anggota PGRS/Paraku, dan turut menjadi korban dalam gerakan pembersihan. Akibat situasi ini, setidaknya ada 27.000 orang mati dibunuh, 101.700 warga mengungsi, dan 43.425 orang di antaranya direlokasi ke Pontianak.
(boy)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4309 seconds (0.1#10.140)