Difablepreneur Sriekandi Patra Berdayakan Penyandang Disabilitas di Boyolali

Minggu, 11 Oktober 2020 - 16:22 WIB
loading...
Difablepreneur Sriekandi Patra Berdayakan Penyandang Disabilitas di Boyolali
Batik hasil karya penyandang difabel di workshop Sriekandi Patra. Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
BOYOLALI - Difablepreneur Sanggar Inspirasi Karya Inovasi Difabel (Sriekandi) Patra di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali berhasil melahirkan lima pembatik difabel . Mereka kini menghasilkan beragam produk layak untuk dipasarkan.

Difablepreneur Sriekandi Patra merupakan salah satu program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR) PT Pertamina Fuel Terminal Boyolali. (BACA JUGA: Di Tengah Pandemi Covid-19, Desa Wisata Relatif Mampu Bertahan )

Program ini dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat difabel melalui kegiatan entrepreneurship, seperti batik, menjahit, dan ketrampilan lain guna meningkatan ekonomi mereka. (BACA JUGA: Cemburu Istrinya Disetubuhi, Pria Kebumen Aniaya Tetangganya )

Butuh proses cukup panjang sebelum produk produk kerajinan mereka bisa dinikmati masyarakat umum. (BACA JUGA: Serda Pardi Rela Panjat Tiang Listrik Tanpa Pengaman demi Menerangi Desa )

“Saya membatik menggunakan kuas, tidak menggunakan canting seperti teman teman lain. Saya takut, gemetaran kalau menggunakan canting,” kata Darmawan Fadli Abdul Syukur (16), salah satu difabel pembatik di Workshop Sriekandi Patra.

Kuas kemudian dipilih sebagai alternatif alat untuk membatik. Karya batik yang dihasilkan dengan kuas itu kemudian disebut batik motif anyaman gedhek (bambu). Remaja yang akrab disapa Wawan ini mengaku belajar membatik berangkat dari nol atau tidak bisa sama sekali.

Kemudian di Workshop Srikandi Patra sekitar tahun 2018 lalu, dirinya diajari membatik berikut ilmu ilmunya selama tiga bulan. Setelah selesai, ia bersama rekan rekannya mulai mencoba untuk belajar sendiri.

Difablepreneur Sriekandi Patra Berdayakan Penyandang Disabilitas di Boyolali

Wawan, membatik menggunakan kuas. Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo

Kini produk yang dihasilkan sudah dipasarkan melalui online shop seperti sarung bantal, sandal, baju batik, dompet. Sebelum menempati gedung Workshop Srikandi Patra di Desa Tawangsari, mereka belajar membatik di rumah Sri Maryatun yang merupakan salah satu relawan sosial. “Saat itu belum ada tempat untuk workshop,” ujar dia.

Para penyandang disabilitas ini pun semakin terfasilitasi ketika Pertamina membangunkan gedung workshop Sriekandi Patra yang diresmikan 18 Oktober Tahun 2019 lalu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1535 seconds (0.1#10.140)