Difablepreneur Sriekandi Patra Berdayakan Penyandang Disabilitas di Boyolali

Minggu, 11 Oktober 2020 - 16:22 WIB
loading...
A A A
“Selain membatik, kami juga diajari ketrampilan pemasaran, promosi menjual produk agar dikenal luas. Juga diajari cara menyambut tamu atau konsumen saat datang. Saya diajari banyak di sini. Selain membatik, juga dapat ilmu ilmu yang lain,” tutur Wawan.

Remaja asal Dukuh Kongklangan, RT 04 RW 05, Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali ini mengaku, awalnya tidak memiliki kemampuan dasar membatik sama sekali.

Basic membatik diperoleh ketika bergabung dengan workshop Sriekandi Patra. Kemampuan memproduksi batik semakin terasah. Mulai proses mencanting, mewarnai, menjahit, hingga membuat produk yang siap dipasarkan.

Dalam sebulan, dia bisa menyelesaikan satu karya batik kuas di atas kain ukuran 2,5 meter. Membatik menggunakan kuas rasanya lebih nyaman dan tenang. Saat pandemi COVID-19, dirinya mulai belajar menggambar sendiri motif batiknya. “Untuk percobaan pertama hasilnya lumayan, biasanya digambarkan,” ungkap Wawan.

Koordinator Workshop Sriekandi Patra Siti Fatimah mengatakan, terdapat lima penyandang disabilitas yang bergabung. “Kami tidak menutup kemungkinan teman teman disabilitas yang lain, khususnya dari Desa Tawangsari maupun dari luar untuk bergabung,” ungkap Siti Fatimah.

Mereka diberikan kesempatan untuk mengekspresikan karyanya. Tak hanya mencanting, mereka juga dibebaskan untuk menggambar sendiri. Namun, mengajak para penyandang disabilitas untuk bergabung di dalam program Difablepreneur Sriekandi Patra tidak mudah.

Para relawan sosial bersama tim Pertamina harus datang dari rumah ke rumah. Melalui pendekatan terus menerus, dari pihak keluarga penyandang disabilitas lama kelamaan terbuka hatinya.

Melalui Difablepreneur Sriekandi Patra, harapannya mereka tidak menggantungkan terus menerus kepada orang lain. Sebagaimana slogan di Sriekandi Patra yakni berdaya, mandiri, sejahtera.

Para penyandang disabilitas yang bergabung kini mulai bisa berdaya, sebagian mulai mandiri, kesejahteraannya meningkat. Pada awalnya, Pertamina menjembatani Sriekandi Patra dengan perusahaan yang memberdayakan disabilitas.

Membatik dipilih karena dari awal program yang diinisiasi sejak tahun 2017 dengan Yuni Lestari sebagai penerima manfaat, di bidangnya sudah membatik. Yuni tidak ngeyam pendidikan di sekolah. Ia baru bisa membaca tulis setelah ada handphone.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2244 seconds (0.1#10.140)