Kisah Sultan Hasanuddin Menolak Kantor Dagang Belanda yang Ingin Kuasai Perdagangan di Makassar

Kamis, 13 Februari 2025 - 05:47 WIB
loading...
Kisah Sultan Hasanuddin...
Pendirian kantor dagang Belanda di Makassar pada tahun 1607 untuk menguasai perdagangan berdampak ke masyarakat dan ditolak oleh Raja Gowa Sultan Hasanuddin. Foto/Ist
A A A
PENDIRIAN kantor dagang Belanda di Makassar pada tahun 1607 membuat dampak ke masyarakat. Langkah awal kontak-kontak dengan para penguasa tradisional dapat dilakukan secara lebih intensif.

Terbukanya kontak-kontak semacam itu membuka pula peluang yang lebih besar bagi Belanda.



Hal ini untuk menjalankan tujuan utamanya untuk menguasai secara penuh arus perdagangan, melalui Sulawesi Selatan.

Bersamaan dengan usaha intensifikasi kontak-kontak itu, dijalankan pula usaha-usaha untuk memperkecil penguasaan arus perdagangan yang selama ini berada di tangan para penguasa setempat.



Adanya sikap yang demikian dari pihak Belanda tentu saja menimbulkan reaksi dari pihak penguasa setempat. Reaksi yang terkuat muncul ketika Kerajaan Gowa berada di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin.



Raja Gowa (Sombayya ri Gowa) ini menentang keras usaha-usaha Belanda untuk menjadi penguasa di Sulawesi Selatan.

Bagi Sultan Hasanuddin tidak ada seorang pun, termasuk juga Belanda, yang berhak untuk menjadi penguasa tunggal (monopoli) di bidang perdagangan.

Dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia", oleh karena itu, ia menolak melakukan pembatasan terhadap bangsa-bangsa lainnya, seperti Portugis dan Spanyol, untuk ikut berdagang di wilayah negara kerajaannya.

Sikap ini dengan sendirinya tidak menguntungkan pihak Belanda. Ketegangan hubungan yang pada akhirnya melahirkan peperangan tidak dapat dihindari, yaitu pada tahun 1666.

Kenyataan ini merupakan bukti yang menunjukkan bahwa di dalam usahanya untuk menguasai wilayah dan arus perdagangan Sulawesi Selatan, Belanda harus menghadapi reaksi aktif dari pihak penguasa setempat.

Di dalam usahanya untuk menguasai wilayah dan arus perdagangan Sulawesi (Selatan) itu, terdapat keadaan dalam negeri yang cukup menguntungkan pihak Belanda yang lebih memperlicin usaha penguasaannya.

Di mana yang dimaksudkan adalah adanya pertentangan antara negara Bone dan Gowa di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin.

Pertentangan ini berawal dari usaha-usaha kerajaan Gowa untuk memperluas dan mempertahankan kekuasaannya di wilayah kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi (Selatan), termasuk usahanya untuk menguasai Bone.

Sehubungan dengan itu, salah seorang penguasa Bone, Arung Palaka, berusaha untuk melepaskan diri dari Gowa.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1712 seconds (0.1#10.24)