Sejarah dan Biografi Raja Pertama Kerajaan Banten, Sultan Maulana Hasanuddin
loading...
A
A
A
RAJA pertama Kerajaan Banten Sultan Maulana Hasanuddin adalah sosok yang sukses merubah wilayah Banten jadi wilayah syiar Islam. Dirinya memimpin Kerajaan Banten selama kurang lebih 18 tahun, dari 1552 hingga 1570.
Wilayah banten pada awalnya merupakan sebuah Kawasan yang sepi dari lintas perdagangan. Pada saat itu, Selat Sunda tidak termasuk ke dalam jalur perdagangan.
Sebelum agama Islam berkembang di Banten, masyarakatnya masih hidup mengikuti tradisi prasejarah pada abad permulaan masehi dimana pada saat itu agama Hindu mulai berkembang di Indonesia.
Dalam proses Islamisasi di Banten, diceritakan bahwa sesudah dominasi Pelabuhan Sunda-Pakwan, ustad yang bergelar Sunan Gunung Jati dari Cirebon meminta putranya Maulana Hasanuddin untuk bertahan hidup dan menyebarkan ajaran Islam di wilayah Banten.
Banten berdiri pada tahun 1525 yang pada mulanya merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran.
Setelah Prabu Surosowan wafat, posisi pemimpin Banten dilanjutkan oleh putranya yang bernama Pangeran Arya Surajaya atau Prabu Pucuk Umun, yang juga paman dari Pangeran Sabakingkin alias Maulana Hasanuddin.
Berdirinya Kerajaan Banten tidak terlepas dari upaya Syarif Hidayatullah dan pasukan Demak untuk mengalahkan penguasa Banten Girang. Syarif Hidayatullah secara bertahap menyebarkan Islam di wilayah Banten.
Syarif Hidayatullah menikah pada tahun 1457 M dengan adik laki-laki Bupati Banten yang dikaruniai dua orang anak, yaitu Nhay Kawanganten dan Maulana Hasanuddin atau lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin.
Ketika Maulana Hasanuddin beranjak dewasa, Syarif Hidayatullah pergi ke Cirebon untuk menjalankan tugasnya sebagai Tumenggung disana. Sedangkan tugas penyebaran Islam di Banten diserahkan kepada Pangeran Hasanuddin.
Suatu ketika, Pangeran Sabakingkin atau Maulana Hasanuddin menghadap ayahnya di Cirebon. Ia kemudian diberi mandat untuk menyebarkan Islam yang lebih luas ke tanah Banten dan sekitarnya.
Wilayah banten pada awalnya merupakan sebuah Kawasan yang sepi dari lintas perdagangan. Pada saat itu, Selat Sunda tidak termasuk ke dalam jalur perdagangan.
Sebelum agama Islam berkembang di Banten, masyarakatnya masih hidup mengikuti tradisi prasejarah pada abad permulaan masehi dimana pada saat itu agama Hindu mulai berkembang di Indonesia.
Dalam proses Islamisasi di Banten, diceritakan bahwa sesudah dominasi Pelabuhan Sunda-Pakwan, ustad yang bergelar Sunan Gunung Jati dari Cirebon meminta putranya Maulana Hasanuddin untuk bertahan hidup dan menyebarkan ajaran Islam di wilayah Banten.
Sejarah Raja Pertama Kerajaan Banten
Banten berdiri pada tahun 1525 yang pada mulanya merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran.
Setelah Prabu Surosowan wafat, posisi pemimpin Banten dilanjutkan oleh putranya yang bernama Pangeran Arya Surajaya atau Prabu Pucuk Umun, yang juga paman dari Pangeran Sabakingkin alias Maulana Hasanuddin.
Berdirinya Kerajaan Banten tidak terlepas dari upaya Syarif Hidayatullah dan pasukan Demak untuk mengalahkan penguasa Banten Girang. Syarif Hidayatullah secara bertahap menyebarkan Islam di wilayah Banten.
Syarif Hidayatullah menikah pada tahun 1457 M dengan adik laki-laki Bupati Banten yang dikaruniai dua orang anak, yaitu Nhay Kawanganten dan Maulana Hasanuddin atau lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin.
Ketika Maulana Hasanuddin beranjak dewasa, Syarif Hidayatullah pergi ke Cirebon untuk menjalankan tugasnya sebagai Tumenggung disana. Sedangkan tugas penyebaran Islam di Banten diserahkan kepada Pangeran Hasanuddin.
Suatu ketika, Pangeran Sabakingkin atau Maulana Hasanuddin menghadap ayahnya di Cirebon. Ia kemudian diberi mandat untuk menyebarkan Islam yang lebih luas ke tanah Banten dan sekitarnya.