Kisah Jenderal Kopassus Soegito Perintahkan Luhut Pandjaitan Cari Makanan saat Peristiwa Malari
loading...
A
A
A
Dalam dua hari tugas pengamanan di Senen saat peristiwa bakar-membakar itu, banyak kejadian dialami Soegito dan anggotanya. Seperti Kapten Adrian Sitorus yang terkena lemparan botol sehingga melukai kepalanya.
Sambil marah-marah, Adrian membentak-bentak ke arah gerombolan massa dan menyuruh mereka lompat ke dalam api.
"Tapi Adrian luar biasa saat itu, dia sanggup membendung aksi anarkis mahasiswa, dia pahlawannya," ujar mantan Pangkostrad ini.
Di tengah kekacauan dan kesibukannya mengendalikan situasi di lapangan, Soegito masih direpotkan dengan laporan ban truk pengangkut pasukan bocor.
Kepada sopirnya ia perintahkan untuk mengambil saja ban truk yang ditinggalkan pemiliknya di pinggir jalan. Ada lagi anggotanya yang datang kepadanya sambil membawa segenggam perhiasan dan jam-jam bermerk terkenal.
Soegito sempat tertegun sebelum bilang, serahkan saja ke Kodam. Saat itu ia terngiang ucapan ayahnya Soeleman untuk jangan sekali-kali mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Selang berapa lama, anggota tadi kembali dan melaporkan bahwa barang-barang tadi sudah diserahkannya ke Garnisun sesuai perintah Pangdam Jaya.
Sebuah peristiwa tragis dialami kelompok pasukan yang berada di sekitar Salemba. Mereka terpaksa memberondongkan AK-47 ke sebuah mobil jip yang ditumpangi sejumlah pemuda, karena nekat melewati barikade dan tidak mau menepi saat diminta berhenti.
Peristiwa horor ini dinilai Soegito sebagai sebuah pengalaman yang sangat pahit, karena anggotanya harus mengambil tindakan tegas dengan korban warga sipil.
Siang itu, hari kedua, akhirnya makanan yang ditunggu-tunggu datang juga. Di hari yang sama juga datang pasukan lain dari batalion kavaleri Kodam Jaya disusul inspeksi dari Danjen Kopassandha Brigjen Witarmin.
Sambil marah-marah, Adrian membentak-bentak ke arah gerombolan massa dan menyuruh mereka lompat ke dalam api.
"Tapi Adrian luar biasa saat itu, dia sanggup membendung aksi anarkis mahasiswa, dia pahlawannya," ujar mantan Pangkostrad ini.
Di tengah kekacauan dan kesibukannya mengendalikan situasi di lapangan, Soegito masih direpotkan dengan laporan ban truk pengangkut pasukan bocor.
Kepada sopirnya ia perintahkan untuk mengambil saja ban truk yang ditinggalkan pemiliknya di pinggir jalan. Ada lagi anggotanya yang datang kepadanya sambil membawa segenggam perhiasan dan jam-jam bermerk terkenal.
Soegito sempat tertegun sebelum bilang, serahkan saja ke Kodam. Saat itu ia terngiang ucapan ayahnya Soeleman untuk jangan sekali-kali mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Selang berapa lama, anggota tadi kembali dan melaporkan bahwa barang-barang tadi sudah diserahkannya ke Garnisun sesuai perintah Pangdam Jaya.
Sebuah peristiwa tragis dialami kelompok pasukan yang berada di sekitar Salemba. Mereka terpaksa memberondongkan AK-47 ke sebuah mobil jip yang ditumpangi sejumlah pemuda, karena nekat melewati barikade dan tidak mau menepi saat diminta berhenti.
Peristiwa horor ini dinilai Soegito sebagai sebuah pengalaman yang sangat pahit, karena anggotanya harus mengambil tindakan tegas dengan korban warga sipil.
Siang itu, hari kedua, akhirnya makanan yang ditunggu-tunggu datang juga. Di hari yang sama juga datang pasukan lain dari batalion kavaleri Kodam Jaya disusul inspeksi dari Danjen Kopassandha Brigjen Witarmin.