Kisah Asmujiono, Prajurit TNI yang Sempat Tak Diluluskan Prabowo Masuk Kopassus, Ternyata Taklukkan Everest
loading...
A
A
A
Ketika mencapai detik-detik akhir pendakian, Asmujiono sempat terjatuh dan merasa hampir kehilangan semangat. Namun, dengan dorongan dari pelatih dan sherpa, ia berhasil mencapai puncak pada 26 April 1997, pukul 15.45 waktu Nepal.
Dengan bangga, ia mengibarkan Merah Putih dan mengenakan baret merah kebanggaan Kopassus di puncak tertinggi dunia. "Perasaan saat mengibarkan Merah Putih, itu antara hidup dan mati, haru dan sedih. Namun saya merasa bangga. Terharu dan bangga, sebagai anak yatim piatu, saya bisa mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi dunia, dan mewujudkan keinginan Indonesia,"ungkapnya.
Perjuangan Asmujiono yang penuh dedikasi ini mengantarkannya menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai anggota Kopassus pertama yang mencapai puncak Everest. Namun, perjalanan Asmujiono dalam dunia militer tidak selalu mulus.
Dalam sebuah acara peringatan 17 tahun berkibarnya Merah Putih di Everest, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Asmujiono sebenarnya tidak lulus tes masuk Kopassus karena tinggi badannya yang kurang dari syarat minimal 168 cm.
"Asmujiono ini sebenarnya nggak lulus tes masuk Kopassus. Karena terlalu pendek. Saya membuat peraturan, Komando Indonesia harus tinggi. Minimal 168 cm,"ucap Prabowo di acara tersebut yang digelar Fadli Zon Library di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, 26 April 2014 silam.
Namun, semangat dan tekad Asmujiono membuat Prabowo mengubah keputusannya, memungkinkan pria bertinggi 165 cm ini untuk bergabung dengan Kopassus dan mencapai prestasi luar biasa.
"Ya sudah, kali ini kita sepakati tidak 168 cm. Dan terbukti dialah yang mencapai puncak tertinggi dunia," ungkap Prabowo kala itu.
Asmujiono adalah contoh nyata bahwa dengan semangat dan tekad yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Kisahnya menginspirasi banyak orang dan mengingatkan kita bahwa perjuangan dan dedikasi adalah kunci untuk mencapai impian.
Dengan bangga, ia mengibarkan Merah Putih dan mengenakan baret merah kebanggaan Kopassus di puncak tertinggi dunia. "Perasaan saat mengibarkan Merah Putih, itu antara hidup dan mati, haru dan sedih. Namun saya merasa bangga. Terharu dan bangga, sebagai anak yatim piatu, saya bisa mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi dunia, dan mewujudkan keinginan Indonesia,"ungkapnya.
Perjuangan Asmujiono yang penuh dedikasi ini mengantarkannya menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai anggota Kopassus pertama yang mencapai puncak Everest. Namun, perjalanan Asmujiono dalam dunia militer tidak selalu mulus.
Dalam sebuah acara peringatan 17 tahun berkibarnya Merah Putih di Everest, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Asmujiono sebenarnya tidak lulus tes masuk Kopassus karena tinggi badannya yang kurang dari syarat minimal 168 cm.
"Asmujiono ini sebenarnya nggak lulus tes masuk Kopassus. Karena terlalu pendek. Saya membuat peraturan, Komando Indonesia harus tinggi. Minimal 168 cm,"ucap Prabowo di acara tersebut yang digelar Fadli Zon Library di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, 26 April 2014 silam.
Namun, semangat dan tekad Asmujiono membuat Prabowo mengubah keputusannya, memungkinkan pria bertinggi 165 cm ini untuk bergabung dengan Kopassus dan mencapai prestasi luar biasa.
"Ya sudah, kali ini kita sepakati tidak 168 cm. Dan terbukti dialah yang mencapai puncak tertinggi dunia," ungkap Prabowo kala itu.
Asmujiono adalah contoh nyata bahwa dengan semangat dan tekad yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Kisahnya menginspirasi banyak orang dan mengingatkan kita bahwa perjuangan dan dedikasi adalah kunci untuk mencapai impian.
(hri)