Pembelajaran Tatap Muka Mulai Dilakukan di Beberapa Sekolah Dasar di Maros
loading...
A
A
A
"Jadi setiap siswa-siswi yang akan masuk kelas dibagi dalam 2 sesi atau sistem shifting, sesi pertama jam 8 pagi sampai 10 dan jam 10-12 siang, ini pasti kita bagi dulu karena kita menerapkan protokol COVID-19 di mana setiap kelas itu hanya diisi oleh 10 orang siswa saja. Sebelum masuk kelas semua dicek suhu tubuhnya dan diwajibkan mencuci tangan dan menggunakan masker saat proses belajar mengajar. Dan itu juga kantin kita akan tutup," katanya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kabupaten Maros, H Takdir menegaskan pembelajaran tatap muka dalam uji coba ini bukan seperti pembelajaran di hari normal. Sebab, para siswa datang mengenakan pakaian biasa hanya mengambil tugas dan diberikan penjelasan dari gurunya.
"Jadi pemberitahuan sebelumnya itu orang tuanya saja murid yang disuruh ke sekolah untuk ambil tugas, jadi hari ini itu cuman penjelasan pelajaran saja yang di berikan beberapa jam ke depan," katanya.
Menurutnya, ini merupakan pembelajaran khusus yang agak sulit dimengerti oleh siswa untuk dianjurkan ke sekolah dengan menggunakan protokol kesehatan.
"Jadi intinya belum ada secara resmi imbauan dari pemerintah setempat. Ini juga baru mau kita bicarakan dengan Bupati sebentar, cuman memang saya minta seluruh sekolah untuk meminta data jumlah masker untuk setiap sekolah dan tempat cuci tangan yang akan disiapkan," jelasnya.
Salah satu orang tua siswa, Erni mengaku kerepotan selama proses belajar daring di rumah. Di mana jumlah jam pelajaran daring tidak sebanyak dibandingkan di sekolah.
"Yah selama pandemi ini kan anak saya belajar online terus, ini juga tidak efektif sih karena kalau disekolah kan lebih banyak mendapat jam pelajaran yang banyak. Dan ini juga mereka bisa konsultasi langsung dengan gurunya," bebernya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kabupaten Maros, H Takdir menegaskan pembelajaran tatap muka dalam uji coba ini bukan seperti pembelajaran di hari normal. Sebab, para siswa datang mengenakan pakaian biasa hanya mengambil tugas dan diberikan penjelasan dari gurunya.
"Jadi pemberitahuan sebelumnya itu orang tuanya saja murid yang disuruh ke sekolah untuk ambil tugas, jadi hari ini itu cuman penjelasan pelajaran saja yang di berikan beberapa jam ke depan," katanya.
Menurutnya, ini merupakan pembelajaran khusus yang agak sulit dimengerti oleh siswa untuk dianjurkan ke sekolah dengan menggunakan protokol kesehatan.
"Jadi intinya belum ada secara resmi imbauan dari pemerintah setempat. Ini juga baru mau kita bicarakan dengan Bupati sebentar, cuman memang saya minta seluruh sekolah untuk meminta data jumlah masker untuk setiap sekolah dan tempat cuci tangan yang akan disiapkan," jelasnya.
Salah satu orang tua siswa, Erni mengaku kerepotan selama proses belajar daring di rumah. Di mana jumlah jam pelajaran daring tidak sebanyak dibandingkan di sekolah.
"Yah selama pandemi ini kan anak saya belajar online terus, ini juga tidak efektif sih karena kalau disekolah kan lebih banyak mendapat jam pelajaran yang banyak. Dan ini juga mereka bisa konsultasi langsung dengan gurunya," bebernya.
(luq)