Prasasti Talan, Peninggalan Raja Kediri Tentang Pembebasan Pajak Dua Desa
loading...
A
A
A
Konon ada dua prasasti yang dikenal Sakalabhuwana [tuşțikaraṇa] dari raja ini, yaitu prasasti dari Desa Měleri, Kabupaten Blitar, tahun 1091 Saka 3 September 1169 M, dan prasasti Angin tahun 1093 Saka atau 13 Maret 1171 M.
Tetapi sayang keduanya belum diterbitkan. Cap kerajaannya berupa lukisan Ganesa. Raja kemudian muncul dalam prasasti ialah Sri Maharaja Sri Kroncaryyadipa Handabhuwanamalaka Parakramanindita Digjayotungga, tahun 1103 Saka (19 November 1181 M).
Prasasti ini memuat keterangan i Gandra. Satu-satunya prasasti dari raja ini adalah prasasti Jaring tentang penduduk Desa Jaring sewilayahnya tua dan muda yang telah menghadap raja dengan perantaraan senapati sarwwajala atau sama dengan panglima angkatan laut.
Di sana dijelaskan, mereka para warga telah mendapat anugerah dari raja yang terdahulu, tetapi ternyata sampai saat itu belum dapat dinikmati sepenuhnya. Oleh karena mereka telah memperlihatkan kesetiaannya terhadap raja.
Salah satunnya mempertaruhkan jiwa raganya memerangi musuh raja, permohonan itu dikabulkan. Diperintahkanlah oleh raja untuk dibuat prasasti di atas batu yang memuat ketentuan-ketentuan pembebasan Desa Jaring sewilayahnya.
Kemudian kewajiban membayar pelbagai macam pajak seperti yang diamanatkan oleh raja terdahulu, kemudian ditambah dengan anugerah dari raja Kroncaryyadipa sendiri.
Tetapi sayang keduanya belum diterbitkan. Cap kerajaannya berupa lukisan Ganesa. Raja kemudian muncul dalam prasasti ialah Sri Maharaja Sri Kroncaryyadipa Handabhuwanamalaka Parakramanindita Digjayotungga, tahun 1103 Saka (19 November 1181 M).
Prasasti ini memuat keterangan i Gandra. Satu-satunya prasasti dari raja ini adalah prasasti Jaring tentang penduduk Desa Jaring sewilayahnya tua dan muda yang telah menghadap raja dengan perantaraan senapati sarwwajala atau sama dengan panglima angkatan laut.
Di sana dijelaskan, mereka para warga telah mendapat anugerah dari raja yang terdahulu, tetapi ternyata sampai saat itu belum dapat dinikmati sepenuhnya. Oleh karena mereka telah memperlihatkan kesetiaannya terhadap raja.
Salah satunnya mempertaruhkan jiwa raganya memerangi musuh raja, permohonan itu dikabulkan. Diperintahkanlah oleh raja untuk dibuat prasasti di atas batu yang memuat ketentuan-ketentuan pembebasan Desa Jaring sewilayahnya.
Kemudian kewajiban membayar pelbagai macam pajak seperti yang diamanatkan oleh raja terdahulu, kemudian ditambah dengan anugerah dari raja Kroncaryyadipa sendiri.
(ams)