Kisah Awal Mula Senopati Jadi Raja Mataram dan Mengkhianati Kerajaan Pajang

Senin, 05 Februari 2024 - 06:15 WIB
loading...
Kisah Awal Mula Senopati Jadi Raja Mataram dan Mengkhianati Kerajaan Pajang
Panembahan Senopati menjadi raja pertama Kerajaan Mataram Islam. Foto/Ist
A A A
Panembahan Senopati menjadi raja pertama Kerajaan Mataram Islam. Sebelum mendeklarasikan diri sebagai raja pertama di Kesultanan Mataram, Panembahan Senopati yang bernama asli Sutawijaya terlebih dahulu menjadi pemimpin di Mataram, setelah ayahnya Ki Ageng Pamanahan wafat.

Saat itu wilayah Mataram masih menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajang di bawah Sultan Hadiwijaya. Apalagi Sultan Hadiwijaya-lah yang memerintahkan Ki Ageng Pamanahan, untuk membuka Alas Mentaok, hingga menjadi sebuah kerajaan besar.

Awal mula Panembahan Senopati menggantikan ayahnya setelah wafat merupakan keputusan Sultan Hadiwijaya. Sesaat setelah Ki Ageng Pamanahan wafat, Ki Juru Martani yang merupakan penasehat Ki Ageng Pamanahan bernama Sutawijaya muda menghadap ke Pajang, untuk memberitahukan kematian Ki Ageng Pamanahan.

Dikisahkan dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", Sultan Hadiwijaya begitu terkejut dan sedih mendengar kematian Ki Ageng Pamanahan. Sultan Hadiwijaya lantas menunjuk pemimpin Mataram berikutnya pada diri Sutawijaya, yang memiliki sebutan Ngabehi Lor Ing Pasar.



Penunjukkan Sultan Hadiwijaya kepada Sutawijaya bertahta di Mataram itu membuatnya diganjar gelar Senopati Ing Alaga Sayidin Panata Gama. Sultan Hadiwijaya juga meminta tolong dan memasrahkan Senopati kepada Ki Juru Martani, untuk membimbing ketika menjadi pemimpin di Mataram.

Terlebih Senopati sudah diangkat menjadi anak angkat oleh Sultan Hadiwijaya. Alhasil penguasa Pajang itu juga memberikan wejangan Senopati tidak perlu menghadap sowan ke dirinya selama satu tahun pasca ditunjuk jadi pemimpin. Hal ini memberi kesempatan kepada Senopati untuk membangun sekaligus belajar jadi pemimpin.

Tetapi setelah satu tahun berlalu, Sultan Hadiwijaya meminta Senopati dan Ki Juru Martani untuk menghadap dan tidak boleh terlambat. Permintaan khusus itu diterima oleh Sutawijaya dan Ki Juru Martani, yang menghadap ke Istana Pajang.

Tetapi Sultan Hadiwijaya tidak menduga bahwa penunjukkan Senopati sebagai penguasa Mataram membuat Kesultanan Pajang runtuh. Senopati selama satu tahun yang diminta tidak menghadap Pajang menghimpun kekuatan dan membangun wilayah Mataram.

Celakanya kekuatan itu disalahgunakan oleh Panembahan Senopati, untuk membangkang dan mengingkari janji menghadap Sultan Hadiwijaya, usai satu tahun lebih berlalu ia dilantik. Hal ini memicu konflik baru antara Pajang dan Mataram, sehingga pelantikan Sutawijaya atau Senopati dapat dikatakan senjata makan tuan bagi Sultan Hadiwijaya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1671 seconds (0.1#10.140)