Kisah Kegagalan Pasukan Kesultanan Demak Hancurkan Penjajah Portugis di Malaka
loading...
A
A
A
Sultan Abdullah sengaja mengadakan hubungan dengan orang Portugis dengan maksud agar ia diangkat sebagai sultan di Malaka, menggantikan Sultan Mahmud, di bawah naungan Portugis.
Namun, Sultan Abdullah tidak ber-untung. Orang-orang Portugis mengambil sikap permusuhan terhadap orang-orang muslim. Meskipun ia memberikan bantuan kepada orang-orang Portugis dalam menghadapi serangan Pati Unus.
Kalah di pertempuran pertama tak membuat Pati Unus patah semangat. Ia kembali menyusun rencana penyerangan keduanya.
Kapal-kapal yang sempat digunakan peperangan pertama diperbaiki di tahun 1512 di galangan kapal Semarang. Bahkan ada beberapa kapal yang sengaja dibuat untuk mengakomodir permintaan sang Sultan Demak itu.
Konon armada-armada kapal besar sudah digunakan oleh armada Perang Demak. Pati Unus awalnya memerintahkan pembuatan kapal-kapal kayu model Ta Chih, buatan Aceh. Kapal-kapal itu terinspirasi dari kapal-kapal yang singgah di Semarang pada tahun 1513.
Kapal-kapal jung besar model Tiongkok, yang dapat memuat 400 orang prajurit atau muatan seratus ton kemudian diubah bentuknya untuk memperoleh kecepatan yang lebih tinggi.
Dengan armada yang besar dan perlengkapan senjata yang lebih baik itu, ia berharap dapat merobohkan benteng Portugis di Malaka. Serangan ke Malaka diulangi lagi pada tahun 1521, di bawah pimpinan Pati Unus lagi. Serangan yang kedua itu pun gagal.
Namun, Sultan Abdullah tidak ber-untung. Orang-orang Portugis mengambil sikap permusuhan terhadap orang-orang muslim. Meskipun ia memberikan bantuan kepada orang-orang Portugis dalam menghadapi serangan Pati Unus.
Kalah di pertempuran pertama tak membuat Pati Unus patah semangat. Ia kembali menyusun rencana penyerangan keduanya.
Kapal-kapal yang sempat digunakan peperangan pertama diperbaiki di tahun 1512 di galangan kapal Semarang. Bahkan ada beberapa kapal yang sengaja dibuat untuk mengakomodir permintaan sang Sultan Demak itu.
Konon armada-armada kapal besar sudah digunakan oleh armada Perang Demak. Pati Unus awalnya memerintahkan pembuatan kapal-kapal kayu model Ta Chih, buatan Aceh. Kapal-kapal itu terinspirasi dari kapal-kapal yang singgah di Semarang pada tahun 1513.
Kapal-kapal jung besar model Tiongkok, yang dapat memuat 400 orang prajurit atau muatan seratus ton kemudian diubah bentuknya untuk memperoleh kecepatan yang lebih tinggi.
Dengan armada yang besar dan perlengkapan senjata yang lebih baik itu, ia berharap dapat merobohkan benteng Portugis di Malaka. Serangan ke Malaka diulangi lagi pada tahun 1521, di bawah pimpinan Pati Unus lagi. Serangan yang kedua itu pun gagal.
(shf)