Memberi Energi Melindungi Bumi, Menangkap Emisi Karbon untuk Indonesia Bersih

Selasa, 31 Oktober 2023 - 19:04 WIB
loading...
A A A
Memberi Energi Melindungi Bumi, Menangkap Emisi Karbon untuk Indonesia Bersih


Lapangan Jatibarang adalah salah satu lapangan raksasa di Indonesia dengan total produksi minyak dan gas (migas) mencapai 101,8 MMMbls. Lapangan ini juga diperkirakan masih memiliki potensi cukup besar dalam menangkap dan injeksi emisi karbon yang berpotensi menjadi gas rumah kaca (GRK).

"Penggunaan teknologi ini adalah sejarah baru bagaimana CO2 di injeksi untuk meningkatkan produksi sekaligus mengurangi emisi," kata SVP Research Technology and Innovation Pertamina, Oki Muraza.

Menurut dia, implementasi penyimpanan dan injeksi CO2 akan menjadi tulang punggung Pertamina dalam meningkatkan produksi migas dan sustainability (keberlanjutan). Kedepan, gas CO2 tak lagi dibuang, tetapi disimpan dan disuntikkan ke dalam sumur bor untuk meningkatkan produksi minyak.

Kendati begitu, tahap studi konseptual masih terus berjalan. Di mana Pertamina akan melanjutkan dengan pemilihan fasilitas injeksi yang akan digunakan dan pemilihan teknologi pada tahap awal sebelum diterapkan.

Kurangi Emisi Karbon


Terobosan Pertamina menggunakan teknologi CCS/CCUS dilatarbelakangi adanya komitmen pemerintah Indonesia dalam melakukan akselerasi pencapaian target produksi migas nasional sebesar 1 juta barrel dan 12 MMSCFD tahun 2030.

Selain menggenjot produksi, Indonesia juga berkomitmen mengurangi emisi karbon menuju Nett Zero Emission tahun 2060. Diketahui, CO2 atau disebut zat asam arang dalam batas tinggi akan berdampak negatif bagi kehidupan manusia dan hewan.

CO2 dapat menyebabkan kenaikan suhu yang berakibat pada perubahan iklim di muka bumi. Perubahan iklim tersebut menyebabkan bencana alam seperti banjir.

Teknologi CCS/CCUS ini, diharapkan menjadi enabler yang mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2-EOR sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca atau CO2 secara signifikan.

Penggunaan teknologi CCS/CCUS diprediksi akan berkontribusi 10 persen terhadap pengurangan emisi global. Di Asia Tenggara, teknologi ini diperkirakan mampu menyerap hingga 200 juta CO2.

Di beberapa negara maju, seperti Norwegia, sejumlah industri memilih menggunakan teknologi CCS/CCUS karena mahalnya pajak emisi. Penggunaan CCS/CCUS juga sejalan dengan Paris Agreement terkait komitmen negara negara di dunia untuk mengurangi perubahan iklim.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2399 seconds (0.1#10.140)