Memberi Energi Melindungi Bumi, Menangkap Emisi Karbon untuk Indonesia Bersih

Selasa, 31 Oktober 2023 - 19:04 WIB
loading...
A A A
Menurut Senior Manager Pertamina EP Jatibarang Field Hari Widodo, proses penyerapan karbon di fasilitas CO2 Removal Plant telah mampu menyerap CO2 secara signifikan. Teknologi tersebut telah terpasang di dua tempat yaitu fasilitas produksi Tugu Barat dan Pertamina EP Field Subang.

Di Pertamina EP Field Jatibarang tepatnya di fasilitas produksi Tugu Barat, kapasitas serap CO2 mencapai 5 MMscfd. Sedangkan di Pertamina EP Field Subang kapasitas penyerapan mencapai 100 MMscfd.

"Selain di dua tempat tersebut, ada beberapa rencana lainnya yang sedang dalam pembangunan, antara lain di Karang Baru dan Akasia Bagus," jelas dia.

Pemasangan fasilitas pemisah CO2 di Akasia Bagus rencananya akan dilaksanakan pada November 2023 hingga April 2025. Berdasarkan desain ini, teknologi tersebut akan mampu mengurangi kandungan CO2 dari sekitar 65% Mol menjadi 8% Mol.

Sementara secara nasional, potensi dekarbonisasi Pertamina tersebar di berbagai lokasi seperti Lapangan Jatibarang, Sukowati, Gundih, Ramba, Subang, Akasia Bagus, dan Betung.

Secara total, potensi dekarbonisasi di seluruh area Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina di kisaran 15 juta ton karbon ekuivalen.

Penggunaan teknologi CCS/CCUS di Indonesia juga menghasilkan dampak keekonomian yang positif. Riset di Lapangan Tangguh, apabila proses injeksi dilakukan hingga tahun 2045, setidaknya terdapat potensi CO2 yang tersimpan sebanyak 25 juta ton selama 10 tahun.

Menurut Hari, penggunaan teknologi CCS dan CCUS memberi manfaat besar bagi lingkungan. Di mana, jika karbon terus dibuang ke udara akan berefek terhadap pemanasan global (efek rumah kaca) dan juga terhadap kesehatan makhluk hidup.

"Maka semakin sedikit karbon yang dibuang ke udara maka semakin baik bagi lingkungan. Salah satu solusinya yaitu dengan menginjeksikan ke dalam permukaan bawah tanah," tandas dia.

Karbon yang ditangkap dan telah dimurnikan dari teknologi tersebut, juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Karbon tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman karbonasi (softdrink), alat pemadam api ringan (APAR) CO2, industri otomotif, industri kimia, hingga industri pulp dan kertas.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2842 seconds (0.1#10.140)