Manfaatkan Eceng Gondok di Waduk Cengklik, Warga Boyolali Produksi Pupuk Organik dan Biogas

Senin, 30 Oktober 2023 - 15:39 WIB
loading...
A A A
Setelah benih tumbuh berusia sekitar 5 hari sampai 1 minggu, selanjutnya disemprot dengan pupuk cair dari eceng gondok.

Hasilnya sangat menggembirakan karena dalam tempo 21 hari sudah bisa panen, atau maju 5 hari dibanding menggunakan pupuk kimia. Tak hanya itu, tanaman pertanian menjadi lebih subur. Hasil panen lebih hijau dan banyak.

Yang mencengangkan, pupuk cair yang disemprotkan membuat hama-hama tanaman enggan mendekat. Bahkan semut rangrang pun pergi karena tak tahan bau pupuk yang menyengat. Total ada sekitar 3.000 meter persegi lahan milik anggota pokmas yang memakai pupuk cair maupun pupuk padat. Saat ini, produk pupuk cair kuantitasnya didorong untuk ditingkatkan agar bisa dijual ke petani.

Sebab ketika uji coba, membuat para petani lainnya tertarik dan ingin menggunakan pupuk cair untuk tanaman pertanian mereka. Awalnya para petani memakai 1 liter pupuk cair, setelah hasilnya bagus mereka mau membeli kembali.

“Pada awal-awalnya kami mematok harga Rp20.000 untuk 1,5 liter pupuk cair. Sekarang Rp30.000. Kalau yang 1 liter Rp20.000,” ucapnya.

Setelah bisa membuat pupuk padat dan cair dari eceng gondok, Pokmas Ngudi Tirto Lestari juga mencoba untuk pembuatan biogas. Di basecamp pokmas, terdapat 3 tong digester. Pertama tong digester yang diisi kotoran sapi dan enceng gondok, tong kedua khusus berisi kotoran sapi, dan tong ketiga khusus berisi eceng gondok.

Pada awalnya, setelah selesai studi banding kemudian dilakukan uji coba eceng gondok yang dicampur kotoran sapi. Sebab dengan kotoran sapi, pembuatan pupuk dan biogas tingkat keberhasilannya sangat tinggi.

Kotoran sapi digunakan untuk starter, sebab pada awalnya ada keraguan apakah eceng gondok bisa menjadi biogas. Uji coba kedua hanya menggunakan kotoran sapi dan tingkat keberhasilannya tinggi. Berikutnya dilakukan uji coba yang benar-benar hanya menggunakan eceng gondok dan ternyata juga berhasil.

Ketika proses fermentasi di tong digester, juga menghasilkan gas yang disalurkan melalui ban bekas hingga penuh. Hanya saja tidak bisa langsung dipakai sebagai biogas. Gas yang masuk ke ban hingga penuh, perlu dikeluarkan sebanyak tiga kali dan baru bisa dipakai memasak.

Gas di dalam ban disalurkan melalui selang ke kompor. Biogas yang dihasilkan sejauh ini baru bisa dipakai memasak selama 1 minggu. Namun demikian, keberadaannya tetap membantu karena pemakaian gas elpiji menjadi lebih irit.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2515 seconds (0.1#10.140)