Sosok Pangeran Diponegoro, Penyuka Sejarah Jawa Kuno dan Legenda Nyi Roro Kidul
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Pangeran Diponegoro selain terkenal religius dengan kerap belajar ilmu agama Islam, juga menyukai sejarah Jawa. Hal ini terlihat ketika sang pangeran saat diasingkan ke Makassar oleh penjajah Belanda.
Di sana sang pangeran kerap menceritakan melalui catatan-catatannya yang selalu ditulis. Konon Pangeran Diponegoro mempunyai jiwa penyelidik yang tajam dan pengetahuan luas dengan tema-tema tertentu.
Hal yang disukainya yakni tema-tema sejarah Jawa dan legenda-legendanya. Selama berada di pengasingan sang pangeran berbicara panjang lebar mengenai budaya Jawa.
Pada buku “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785 – 1855”, sang pangeran mengulas bagaimana itu wayang, mitologi Jawa, pahlawan-pahlawan legendaris, dan tempat-tempat suci.
Tak hanya itu, di sepanjang rangkaian percakapan tersebut, Knoerle utusan Belanda mencatat, Pangeran Diponegoro berbicara panjang lebar tentang Dewi Pantai Selatan yakni Ratu Kidul.
Pangeran Diponegoro juga sempat membicarakan sejarah Kerajaan Pajajaran dan Majapahit, Sultan Demak Pertama, Raden Patah yang bertahta sekitar 1500 hingga 1518-an, dan tentang Untung Suropati (1644-1706), tentara bayaran sekaligus petualang Bali di akhir abad ke-17.
Dia banyak bertanya dan mencari tahu mengenai dunia perdagangan, pelayaran, dan sejarah dinasti-dinasti Eropa kepada utusan Belanda bernama Knoerle ini. la juga menunjukkan minat besar akan peta-peta di kapal perang Belanda dan alat-alat navigasinya.
Bahkan, ilustrasi dalam buku-buku yang dipinjamkan kepada Knoerle tentang agama Buddha di Sailan, yang kini bernama Sri Lanka dan Perang Salib Pertama (1095-9).
Pangeran Diponegoro menampilkan dirinya benar-benar rileks dalam menghadapi para pengawalnya yang orang Eropa.
Opsir pengawal asal Belanda yang pertama, Mayor de Stuers (1792-1881), menantu De Kock, malah mencatat tentang cara Pangeran membawa diri dengan anggun dan paham benar tentang etiket gaya Eropa di meja makan.
Di sana sang pangeran kerap menceritakan melalui catatan-catatannya yang selalu ditulis. Konon Pangeran Diponegoro mempunyai jiwa penyelidik yang tajam dan pengetahuan luas dengan tema-tema tertentu.
Hal yang disukainya yakni tema-tema sejarah Jawa dan legenda-legendanya. Selama berada di pengasingan sang pangeran berbicara panjang lebar mengenai budaya Jawa.
Pada buku “Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785 – 1855”, sang pangeran mengulas bagaimana itu wayang, mitologi Jawa, pahlawan-pahlawan legendaris, dan tempat-tempat suci.
Tak hanya itu, di sepanjang rangkaian percakapan tersebut, Knoerle utusan Belanda mencatat, Pangeran Diponegoro berbicara panjang lebar tentang Dewi Pantai Selatan yakni Ratu Kidul.
Pangeran Diponegoro juga sempat membicarakan sejarah Kerajaan Pajajaran dan Majapahit, Sultan Demak Pertama, Raden Patah yang bertahta sekitar 1500 hingga 1518-an, dan tentang Untung Suropati (1644-1706), tentara bayaran sekaligus petualang Bali di akhir abad ke-17.
Dia banyak bertanya dan mencari tahu mengenai dunia perdagangan, pelayaran, dan sejarah dinasti-dinasti Eropa kepada utusan Belanda bernama Knoerle ini. la juga menunjukkan minat besar akan peta-peta di kapal perang Belanda dan alat-alat navigasinya.
Bahkan, ilustrasi dalam buku-buku yang dipinjamkan kepada Knoerle tentang agama Buddha di Sailan, yang kini bernama Sri Lanka dan Perang Salib Pertama (1095-9).
Pangeran Diponegoro menampilkan dirinya benar-benar rileks dalam menghadapi para pengawalnya yang orang Eropa.
Opsir pengawal asal Belanda yang pertama, Mayor de Stuers (1792-1881), menantu De Kock, malah mencatat tentang cara Pangeran membawa diri dengan anggun dan paham benar tentang etiket gaya Eropa di meja makan.
(ams)