Sejarah Kerajaan Kutai: Asal-usul, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan

Jum'at, 22 September 2023 - 12:12 WIB
loading...
A A A
Di samping itu, terdapat punden berundak, menhir, dan tempat pemujaan bernama Waprakeswara. Raja Kutai menganut agama Hindu Siwa dengan pengaruh brahmana, sementara rakyat memiliki kebebasan dalam memilih aliran Hindu.

Namun, masa kejayaan Kutai era Mulawarman tidak berlangsung lama setelah kematiannya dan pergantian pemimpin yang berujung pada keruntuhan kerajaan tersebut.

Keruntuhan Kerajaan Kutai


Seperti banyak kerajaan kuno lainnya, Kerajaan Kutai juga mengalami masa-masa sulit. Serangan dari berbagai kekuatan asing serta perang saudara melemahkan pada akhirnya membawa kerajaan ini pada periode kemunduran.



Terlebih, setelah Mulawarman, nasib Kerajaan Kutai mengalami ketidakpastian. Kerajaan Kutai Martapura akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang menganut Islam pada tahun 1635.

Raja terakhir Kerajaan Kutai, Maharaja Dharma Setia, gugur dalam pertempuran melawan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.

Sejak itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Meskipun demikian, sejarah Kutai juga mencatat periode rekonsiliasi, di mana masyarakatnya berhasil mendamaikan perbedaan dan membangun kembali kejayaan yang pernah dimilikinya.

Peninggalan Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai dikenal dengan prasasti terkenal berupa tujuh Yupa. Prasasti tersebut berisi sejarah keluarga kerajaan dan ditulis dalam huruf Pallawa berbahasa Sansekerta. Yupa berbentuk tugu setinggi satu meter dan tertanam di tanah seperti tiang.

Prasasti Yupa dan enam prasasti lainnya adalah artefak bersejarah dari kerajaan kuno di Indonesia, berfungsi untuk memperkenalkan dan memiliki fungsi lain seperti tiang dan simbol kebesaran.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1230 seconds (0.1#10.140)