Siu Ban Ci, Selir Prabu Brawijaya Dari China yang Mengubah Sejarah Jawa
loading...
A
A
A
Prabu Brawijaya juga mengangkat adik tiri Raden Hasan, yang merupakan buah perkawinan Arya Damar dengan Siu Ban Ci, Raden Husain atau Raden Kusen sebagai Adipati Terung, yang dikemudian hari dikenal dengan nama Arya Pecattanda.
Raden Hasan akhirnya menjadikan Kadipaten Demak, sebagai Kesultanan Demak Bintoro. Dilansir dari laman kemendikbud.go.id, pembangunan masjid Agung Demak juga dikaitkan dengan pengangkatan Raden Patah sebagai Adipati Demak pada tahun 1462.
Dia diangkat oleh wali songo, menjadi Sultan Demak Bintoro pada tahun 1478, dan dikenal dengan nama Raden Patah. Nama Raden Patah, diduga diambil dari Bahasa Arab al-Fatah yang artinya Sang Pembuka. Pengangkatan Raden Patah sebagai Sultan Demak Bintoro, bertepatan dengan jatuhnya Majapahit di tangan Prabu Girindrawardhana dari Kediri.
Darah Majapahit yang mengalir dalam diri Raden Patah mendidih, saat mendengar kabar kerajaan ayahnya telah jatuh ke tangan Prabu Girindrawardhana. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu, dia menyerang Majapahit.
Diceritakan juga dalam laman tersebut. bahwa Raden Patah menangguhkan penyerangan yang kedua ke wilayah Majapahit, yang telah dikuasai Prabu Girindrawardhana, untuk melanjutkan mendirikan masjid Kadipaten Demak, bersama para wali songo yang sudah dimulai pada tahun 1477.
Kelanjutan pembangunan masjid dan penangguhan serangan ke Majapahit tersebut, merupakan bentuk penyesalan Raden Patah atas kekhilafannya yang terburu nafsu menyerang pasukan Girindrawadhana, sehingga banyak prajuritnya yang gugur.
Masjid yang selesai dibangun pada tahun 1479 tersebut, ditandai dengan gambar bulus yang memiliki makna sengkala memet. Sengkala memet bergambar bulus ini, memiliki makna rasa keprihatinan Raden Patah karena kerajaan ayahnya direbut Girindrawadhana.
Sementara dalam catatan Riboet Darmosoetopo yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bungai Rampai" diungkap, Babad Tanah Jawi menyebut, Majapahit runtuh akibat serangan Kerajaan Islam Demak. Hal ini ditandai dengan sengkalan sirna ilang kertaning bumi, bertahun 1.400 saka, atau 1478 masehi.
Raden Hasan akhirnya menjadikan Kadipaten Demak, sebagai Kesultanan Demak Bintoro. Dilansir dari laman kemendikbud.go.id, pembangunan masjid Agung Demak juga dikaitkan dengan pengangkatan Raden Patah sebagai Adipati Demak pada tahun 1462.
Dia diangkat oleh wali songo, menjadi Sultan Demak Bintoro pada tahun 1478, dan dikenal dengan nama Raden Patah. Nama Raden Patah, diduga diambil dari Bahasa Arab al-Fatah yang artinya Sang Pembuka. Pengangkatan Raden Patah sebagai Sultan Demak Bintoro, bertepatan dengan jatuhnya Majapahit di tangan Prabu Girindrawardhana dari Kediri.
Darah Majapahit yang mengalir dalam diri Raden Patah mendidih, saat mendengar kabar kerajaan ayahnya telah jatuh ke tangan Prabu Girindrawardhana. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu, dia menyerang Majapahit.
Diceritakan juga dalam laman tersebut. bahwa Raden Patah menangguhkan penyerangan yang kedua ke wilayah Majapahit, yang telah dikuasai Prabu Girindrawardhana, untuk melanjutkan mendirikan masjid Kadipaten Demak, bersama para wali songo yang sudah dimulai pada tahun 1477.
Kelanjutan pembangunan masjid dan penangguhan serangan ke Majapahit tersebut, merupakan bentuk penyesalan Raden Patah atas kekhilafannya yang terburu nafsu menyerang pasukan Girindrawadhana, sehingga banyak prajuritnya yang gugur.
Masjid yang selesai dibangun pada tahun 1479 tersebut, ditandai dengan gambar bulus yang memiliki makna sengkala memet. Sengkala memet bergambar bulus ini, memiliki makna rasa keprihatinan Raden Patah karena kerajaan ayahnya direbut Girindrawadhana.
Sementara dalam catatan Riboet Darmosoetopo yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bungai Rampai" diungkap, Babad Tanah Jawi menyebut, Majapahit runtuh akibat serangan Kerajaan Islam Demak. Hal ini ditandai dengan sengkalan sirna ilang kertaning bumi, bertahun 1.400 saka, atau 1478 masehi.
Baca Juga