Siu Ban Ci, Selir Prabu Brawijaya Dari China yang Mengubah Sejarah Jawa

Jum'at, 22 September 2023 - 05:34 WIB
loading...
A A A
Keberadaan Kerajaan Majapahit ternyata tidak benar-benar lenyap, usai adanya serangan Demak. Sejumlah prasasti menyebut, pada tahun 1486 Dyah Ranawijaya yang bergelar Girindrawardhana merupakan raja di wilayah Wilwatiktapura Janggala, dan Kadiri.

Berita China dari Dinasti Ming, menyebutkan adanya hubungan dengan Raja Jawa, pada tahun 1499. Bahkan Gubernur Portugis di Malaka, Rui de Brito pada tahun 1514, menyebutkan ada dua raja "Kafir" yaitu raja Sunda, dan raja Jawa.

Hal yang sama juga dituliskan oleh penulis Italia, Barbosa, yang menyebut raja "kafir" di pedalaman Jawa, pada tahun 1518. Barulah pada tahun 1522, seorang ahli Italia lainnya, Antonio Pigafeta menyebutkan bahwa penguasa di Majapahit adalah Pati Unus.

Tulisan Antonio Pigafeta inilah, yang mengisyaratkan bahwa kala itu Majapahit sudah masuk dalam kekuasaan kerajaan Demak. Penakhlukan Majapahit oleh Demak, tak terlalu gamblang diceritakan dalam Serat Kanda, dan Serat Darmogandul. Riboet Darmosoetopo menduga, kematian Bhre Kertabhumi pada tahun 1478 akibat serangan Dyah Ranawijaya, dijadikan sengkalan sirna ilang kertaning bumi dalam Babad Tanah Jawi.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6205 seconds (0.1#10.140)