Siu Ban Ci, Selir Prabu Brawijaya Dari China yang Mengubah Sejarah Jawa
loading...
A
A
A
Kehamilan Si Ban Ci semakin memperburuk hubungannya dengan Amarawati. Bahkan, secara terang-terangan Amarawati meminta Prabu Brawijaya untuk menceraikan Siu Ban Ci. Cinta yang sudah tumbuh di hati Prabu Brawijaya, tak dapat dipadamkan.
Prabu Brawijaya tak mampu menolak permintaan Permaisuri Amarawati. Siu Ban Ci akhirnya di kirim ke Palembang, dalam kondisi hamil tiga bulan. Siu Ban Ci dititipkan kepada Adipati Palembang, Arya Damar.
Palembang kala itu masih masuk wilayah kekuasaan Majapahit. Di wilayah tersebut, juga sangat banyak penduduk asal China. Dengan menitipkan ke Arya Damar, Prabu Brawijaya berharap, Siu Ban Ci lebih betah hidup di Palembang.
Arya Damar merupakan putra Raja Majapahit, Bathara Prabu Wikramawardhana dengan seorang selir yang juga berdarah China. Arya Damar yang terhitung masih paman dari Prabu Brawijaya, memiliki nama asli Swan Liong.
Prabu Brawijaya akhirnya melepas kepergian wanita yang sangat dicintainya ke Palembang, dan merelakan Arya Damar menikahi Siu Ban Ci. Prabu Brawijaya memberi syarat kepada Arya Damar, agar Siu Ban Ci tidak diapa-apakan sebelum anak buah cintanya lahir.
Bahkan, Prabu Brawijaya juga meminta agar bayi yang ada dalam kandungan Siu Ban Ci diberi nama Naraprakosa ketika kelak lahir di dunia. Nama Naraprakosa dipilih Prabu Brawijaya, karena memiliki arti laki-laki perkasa.
Setelah lahir, buah cinta Prabi Brawijaya dengan Siu Ban Ci tersebut, justru diberi nama Raden Hasan, dan memiliki nama China, Jin Bun. Saat beranjak dewasa, Raden Hasan melakukan perjalanan ke tanah Jawa, untuk menemui ayah kandungnya.
Saat Prabu Brawijaya atau Bhre Kertabhumi bertemu darah dagingnya, perasaannya begitu senang. Bahkan, penguasa Majapahit tersebut mengangkat Raden Hasan menjadi Adipati Demak.
Prabu Brawijaya tak mampu menolak permintaan Permaisuri Amarawati. Siu Ban Ci akhirnya di kirim ke Palembang, dalam kondisi hamil tiga bulan. Siu Ban Ci dititipkan kepada Adipati Palembang, Arya Damar.
Palembang kala itu masih masuk wilayah kekuasaan Majapahit. Di wilayah tersebut, juga sangat banyak penduduk asal China. Dengan menitipkan ke Arya Damar, Prabu Brawijaya berharap, Siu Ban Ci lebih betah hidup di Palembang.
Arya Damar merupakan putra Raja Majapahit, Bathara Prabu Wikramawardhana dengan seorang selir yang juga berdarah China. Arya Damar yang terhitung masih paman dari Prabu Brawijaya, memiliki nama asli Swan Liong.
Prabu Brawijaya akhirnya melepas kepergian wanita yang sangat dicintainya ke Palembang, dan merelakan Arya Damar menikahi Siu Ban Ci. Prabu Brawijaya memberi syarat kepada Arya Damar, agar Siu Ban Ci tidak diapa-apakan sebelum anak buah cintanya lahir.
Bahkan, Prabu Brawijaya juga meminta agar bayi yang ada dalam kandungan Siu Ban Ci diberi nama Naraprakosa ketika kelak lahir di dunia. Nama Naraprakosa dipilih Prabu Brawijaya, karena memiliki arti laki-laki perkasa.
Setelah lahir, buah cinta Prabi Brawijaya dengan Siu Ban Ci tersebut, justru diberi nama Raden Hasan, dan memiliki nama China, Jin Bun. Saat beranjak dewasa, Raden Hasan melakukan perjalanan ke tanah Jawa, untuk menemui ayah kandungnya.
Saat Prabu Brawijaya atau Bhre Kertabhumi bertemu darah dagingnya, perasaannya begitu senang. Bahkan, penguasa Majapahit tersebut mengangkat Raden Hasan menjadi Adipati Demak.