Kisah Kesaktian Gong Kiai Pradah, Pusaka Keramat Mataram saat Mengalahkan Pasukan Pajang
loading...
A
A
A
Gong Kiai Pradah alias Kiai Macan yang disimpan di kawasan dekat Alun-alun Lodoyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur merupakan pusaka keramat peninggalan Kerajaan Mataram.
Pusaka berwujud gamelan itu diyakini menyimpan tuah. Dahulu kala, setiap ditabuh gema yang terpancar dari Gong Kiai Pradah seperti memanggil harimau-harimau Hutan Lodoyo.
Konon, kawanan raja rimba itu pada berdatangan. Sumber lain menyebut sebaliknya. Suara keras yang timbul dari gema Gong Kiai Pradah justru membuat harimau Lodoyo berlari ketakutan.
Untuk merawat kekeramatannya, pada setiap 1 Suro dan Rabiul Awal atau bertepatan dengan maulid kanjeng Nabi Muhammad SAW, ritual upacara menjamas Gong Kiai Pradah selalu digelar.
Pada tahun ini, jamasan atau siraman Gong Kiai Pradah akan digelar pada 29 September 2023 mendatang.
Lantas dari mana Gong Kiai Pradah berasal? Kisah Gong Kiai Pradah tidak lepas dari cerita suksesi kekuasaan Kerajaan Mataram pada masa Sri Susuhunan Pakubuwono I (1704-1719).
Pakubuwono I yang bertahta di keraton Kartasura diketahui merupakan paman dari Amangkurat III. Secara silsilah, Pakubuwono I adalah putra Amangkurat I atau cucu Sultan Agung.
Pakubuwono I juga dikenal dengan nama Pangeran Puger atau Sunan Ngalaga. Ia memiliki seorang putra sulung bernama Pangeran Prabu. Dilansir dari buku Wali Berandal Tanah Jawa (2019), Pangeran Prabu merupakan anak dari garwa ampilan atau garwa ampeyan atau istri selir.
Saat memasuki usia akil baligh, Pangeran Prabu tengah disiapkan Pakubuwono I untuk naik tahta. Pangeran Prabu merasa bahagia. Ia pun mempersiapkan diri untuk menjemput takdirnya.
Pusaka berwujud gamelan itu diyakini menyimpan tuah. Dahulu kala, setiap ditabuh gema yang terpancar dari Gong Kiai Pradah seperti memanggil harimau-harimau Hutan Lodoyo.
Baca Juga
Konon, kawanan raja rimba itu pada berdatangan. Sumber lain menyebut sebaliknya. Suara keras yang timbul dari gema Gong Kiai Pradah justru membuat harimau Lodoyo berlari ketakutan.
Untuk merawat kekeramatannya, pada setiap 1 Suro dan Rabiul Awal atau bertepatan dengan maulid kanjeng Nabi Muhammad SAW, ritual upacara menjamas Gong Kiai Pradah selalu digelar.
Pada tahun ini, jamasan atau siraman Gong Kiai Pradah akan digelar pada 29 September 2023 mendatang.
Lantas dari mana Gong Kiai Pradah berasal? Kisah Gong Kiai Pradah tidak lepas dari cerita suksesi kekuasaan Kerajaan Mataram pada masa Sri Susuhunan Pakubuwono I (1704-1719).
Baca Juga
Pakubuwono I yang bertahta di keraton Kartasura diketahui merupakan paman dari Amangkurat III. Secara silsilah, Pakubuwono I adalah putra Amangkurat I atau cucu Sultan Agung.
Pakubuwono I juga dikenal dengan nama Pangeran Puger atau Sunan Ngalaga. Ia memiliki seorang putra sulung bernama Pangeran Prabu. Dilansir dari buku Wali Berandal Tanah Jawa (2019), Pangeran Prabu merupakan anak dari garwa ampilan atau garwa ampeyan atau istri selir.
Saat memasuki usia akil baligh, Pangeran Prabu tengah disiapkan Pakubuwono I untuk naik tahta. Pangeran Prabu merasa bahagia. Ia pun mempersiapkan diri untuk menjemput takdirnya.