Kisah Denmas Mendung yang Obati Soekarno Kecil dengan Metode Ganti Nama
loading...
A
A
A
Dalam pertemuan itu, Eyang Panji, sapaan RM Panji Soemosewojo, menyarankan agar Soekeni menitipkan Koesno yang kelak diganti namanya menjadi Soekarno di Ndalem Pojok.
Apalagi, Koesno baru sembuh dan membutuhkan pemulihan kondisi tubuh. Lingkungan dan udara di Wates cukup bersih karena berada di kaki Gunung Kelud sangat baik untuk Koesno.
Soekeni setuju meski harus bolak-balik Jombang-Kediri untuk menjenguk anak istrinya. Tapi, Soekeni semringah sebab Koesno kecil makin sehat dan berotot, tidak seperti sebelumnya, kurus.
Ditambah halaman Ndalem Pojok yang luas memungkinkan Koesno kecil bergerak lincah. ”Saat kecil Bung Karno suka berebut jangkrik, sering makan ubi bakar pembarian teman sepermainan,” ungkap Suratmi.
Salain itu, Bung Karno kecil suka menaiki kerbau peliharaan Eyang Panji. Sebenarnya kerbau itu liar, tapi Bung Karno berhasil mendekati dan akhirnya menaklukkannya dengan cara lembut, dielus-elus.
”Itu salah satu kelebihan Bung Karno dibanding anak lain seusianya," tuturnya.
Menginjak usia lima tahun, Koesno yang sudah berganti nama Soekarno diboyong kembali Soekeni ke Ploso, Jombang. Kondisi perekonomian Soekeni lebih bagus. Mereka pun menempati rumah lebih bagus di kompleks Kantor Wedana Ploso.
Sebelumnya, Soekeni harus tinggal di rumah papan. Meski tinggal bersama orangtuanya di Ploso, Jombang. Soekarno tidak begitu saja melupakan Ndalem Pojok Wates. Setiap liburan Soekarno selalu menyempatkan diri datang ke Wates bermain dengan anak sebayanya.
Apalagi, Koesno baru sembuh dan membutuhkan pemulihan kondisi tubuh. Lingkungan dan udara di Wates cukup bersih karena berada di kaki Gunung Kelud sangat baik untuk Koesno.
Soekeni setuju meski harus bolak-balik Jombang-Kediri untuk menjenguk anak istrinya. Tapi, Soekeni semringah sebab Koesno kecil makin sehat dan berotot, tidak seperti sebelumnya, kurus.
Ditambah halaman Ndalem Pojok yang luas memungkinkan Koesno kecil bergerak lincah. ”Saat kecil Bung Karno suka berebut jangkrik, sering makan ubi bakar pembarian teman sepermainan,” ungkap Suratmi.
Salain itu, Bung Karno kecil suka menaiki kerbau peliharaan Eyang Panji. Sebenarnya kerbau itu liar, tapi Bung Karno berhasil mendekati dan akhirnya menaklukkannya dengan cara lembut, dielus-elus.
”Itu salah satu kelebihan Bung Karno dibanding anak lain seusianya," tuturnya.
Menginjak usia lima tahun, Koesno yang sudah berganti nama Soekarno diboyong kembali Soekeni ke Ploso, Jombang. Kondisi perekonomian Soekeni lebih bagus. Mereka pun menempati rumah lebih bagus di kompleks Kantor Wedana Ploso.
Sebelumnya, Soekeni harus tinggal di rumah papan. Meski tinggal bersama orangtuanya di Ploso, Jombang. Soekarno tidak begitu saja melupakan Ndalem Pojok Wates. Setiap liburan Soekarno selalu menyempatkan diri datang ke Wates bermain dengan anak sebayanya.