Sejarah Bolaang Mongondow yang Jadi Korban Politik Adu Domba Belanda pada 1901

Senin, 26 Juni 2023 - 18:21 WIB
loading...
A A A
Kelompok masyarakat di pesisir atau Bolaang, dan wilayah pedalaman atau Mogondow, akhirnya bersatu di bawah pemerintahan Raja Tadohe, sehingga wilayah tersebut dinamakan Bolaang Mongondow.



Ada yang khas dalam tatanan masyarakat di Bolaang Mogondow, yakni setiap kelompok keluarga dari satu keturunan dipimpin oleh seorang Bogani. Pemimpin kelompok keluarga atau Bogani ini, bisa pria atau perempuan yang ditentukan melalui proses pemilihan.

Persyaratan menjadi Bogani, antara lain memiliki kemampuan fisik atau kuat, berani, bijaksana, cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musuh.

Mokodoludut adalah Punu' Molantud, yang diangkat berdasarkan kesepakatan seluruh Bogani. Mokodoludut tercatat sebagai raja atau datu yang pertama. Sejak Tompunu'on pertama sampai ketujuh, keadaan masyarakat semakin maju dengan adanya pengaruh dari bangsa asing.

Sistem pemerintahan mulai mengalami perubahan, sejak Tadohe menjadi Tompunu'on. Adanya pengaruh perdagangan dengan bangsa asing, utamanya Belanda, istilah Tompunu'on dirubah menjadi Datu atau raja.

Selama memerintah, Tadohe dikenal seorang Datu yang cakap. Di mana sistem bercocok tanam diatur dengan mulai dikenalnya padi, jagung dan kelapa yang dibawa bangsa Spanyol pada masa pemerintahan Mokoagow, yang merupakan ayah dari Tadohe.



Tadohe melakukan penggolongan dalam masyarakat, yaitu pemerintahan atau diistilahkan sebagai Kinalang, dan rakyat atau Paloko'. Dalam aturan kerajaan, Paloko' harus patuh dan menunjang tugas Kinalang. Sedangkan Kinalang, mengangkat tingkat penghidupan Paloko' melalui pembangunan disegala bidang.

Dalam masa kepemimpinannya, Tadohe berhasil mempersatukan seluruh rakyat yang hidup berkelompok dengan Boganinya masing-masing, dan dibentuk sistem pemerintahan baru. Seluruh kelompok keluarga dari Bolaang Mongondow yakni Passi dan Lolayan, Kotabunan, Dumoga, disatukan menjadi Bolaang Mongondow.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1882 seconds (0.1#10.140)