Kisah Pilu Kecantikan Rara Oyi, Tewas Setelah Jadi Rebutan Ayah dan Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada masa kerajaan , pertumpahan darah kerap dipicu perebutan kekuasaan antarkerajaan dan perebutan tahta dalam kerajaan. Namun, pertumpahan darah tidak selamanya akibat perebutan kekuasaan. Kerap kali darah ditumpahkan karena dipicu konflik asmara kaum penguasa.
Kisah pilu Rara Oyi adalah contoh pertumpahan darah karena dipicu panasnya urusan syahwat penguasa. Ia tewas usai ditikam keris berkali-kali. Rara Oyi sejatinya tidak bersalah. Tapi darahnya seolah halal bersimbah membasahi bumi. Alasan kematiannya, karena Rara Oyi dilahirkan dengan paras cantik.
Bagaimana tidak, kecantikan putri Ki Mangunjaya ini memang tersohor di masanya. Hal ini membuatnya diincar oleh banyak pria, termasuk sang raja Mataram Sultan Amangkurat I . Celakannya, tidak hanya raja Mataram Sultan Amangkurat I yang jatuh cinta, putranya juga tak tahan melihat kemolekan Rara Oyi.
Dalam buku "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" kisah pilu ini dibeberkan. Konon, Rara Oyi direbut lelaki saat dia masih kuncup, belum mekar alias masih belia. Disebutkan pula bahwa sang pujaan banyak pria itu belum haid.
Maka demi kenyamanan, sang ayah Ki Mangunjaya mengizinkan anaknya dijadikan selir Amangkurat I. Rara Oyi lantas dititipkan kepada Tumenggung Wirareja. Namun, di situlah petaka mulai mendekati gadis belia. Kala itu tak disangka, Raden Mas Rahmat berjumpa dengan Rara Oyi di rumah penitipan tersebut. Raden Mas Rahmat langsung jatuh cintai kepada Oyi.
Raden Mas Rahmat lalu menikahi Roro Oyi tanpa harus menunggu izin ayah yang empunya selir. Tindakan Raden Mas Rahmat tentu menyulut kemarahan Amangkurat I, ayahnya. Walaupun Raden Mas Rahmat adalah anaknya sendiri, Amangkurat I tidak terima calon selirnya dinikahinya.
Maka terjadilah ayah dan anak berebut gadis belia nan cantik. Oyi pun dibujung tanduk. Karena saking marahnya, Amangkurat menuntut anaknya untuk memilih. Jika ia memang masih mau setia kepada ayahnya sebagai Raja Mataram, maka Raden Mas Rahmat atau Amangkurat II diminta harus menghabisi Rara Oyi di hadapan ayahnya.
Sebuah tuntutan yang tragis memilukan bagi Oyi. Karena ternyata, Raden Mas Rahmat memilih kekuasaan daripada cinta. Di hadapan ayahnya yang dikenal biadab itu, Raden Mas Rahmat menghujamkan kerisnya ke tubuh Rara Oyi yang seketika tumbang bersumbah darah. Ia terkulai tak berdaya di hadapan dua pria yang merebutnya.
Sejarah mencatat bahwa konflik dan intrik berdarah yang dipicu asmara menjadi kisah memilukan di masa kekuasaan Amangkurat.Rara Oyi adalah satu dari 43 selir dan dayang yang dibunuh Amangkurat I. Ada yang dibunuh dengan cara diasingkan tanpa diberi makan.
Kisah pilu Rara Oyi adalah contoh pertumpahan darah karena dipicu panasnya urusan syahwat penguasa. Ia tewas usai ditikam keris berkali-kali. Rara Oyi sejatinya tidak bersalah. Tapi darahnya seolah halal bersimbah membasahi bumi. Alasan kematiannya, karena Rara Oyi dilahirkan dengan paras cantik.
Bagaimana tidak, kecantikan putri Ki Mangunjaya ini memang tersohor di masanya. Hal ini membuatnya diincar oleh banyak pria, termasuk sang raja Mataram Sultan Amangkurat I . Celakannya, tidak hanya raja Mataram Sultan Amangkurat I yang jatuh cinta, putranya juga tak tahan melihat kemolekan Rara Oyi.
Dalam buku "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" kisah pilu ini dibeberkan. Konon, Rara Oyi direbut lelaki saat dia masih kuncup, belum mekar alias masih belia. Disebutkan pula bahwa sang pujaan banyak pria itu belum haid.
Maka demi kenyamanan, sang ayah Ki Mangunjaya mengizinkan anaknya dijadikan selir Amangkurat I. Rara Oyi lantas dititipkan kepada Tumenggung Wirareja. Namun, di situlah petaka mulai mendekati gadis belia. Kala itu tak disangka, Raden Mas Rahmat berjumpa dengan Rara Oyi di rumah penitipan tersebut. Raden Mas Rahmat langsung jatuh cintai kepada Oyi.
Raden Mas Rahmat lalu menikahi Roro Oyi tanpa harus menunggu izin ayah yang empunya selir. Tindakan Raden Mas Rahmat tentu menyulut kemarahan Amangkurat I, ayahnya. Walaupun Raden Mas Rahmat adalah anaknya sendiri, Amangkurat I tidak terima calon selirnya dinikahinya.
Baca Juga
Maka terjadilah ayah dan anak berebut gadis belia nan cantik. Oyi pun dibujung tanduk. Karena saking marahnya, Amangkurat menuntut anaknya untuk memilih. Jika ia memang masih mau setia kepada ayahnya sebagai Raja Mataram, maka Raden Mas Rahmat atau Amangkurat II diminta harus menghabisi Rara Oyi di hadapan ayahnya.
Sebuah tuntutan yang tragis memilukan bagi Oyi. Karena ternyata, Raden Mas Rahmat memilih kekuasaan daripada cinta. Di hadapan ayahnya yang dikenal biadab itu, Raden Mas Rahmat menghujamkan kerisnya ke tubuh Rara Oyi yang seketika tumbang bersumbah darah. Ia terkulai tak berdaya di hadapan dua pria yang merebutnya.
Sejarah mencatat bahwa konflik dan intrik berdarah yang dipicu asmara menjadi kisah memilukan di masa kekuasaan Amangkurat.Rara Oyi adalah satu dari 43 selir dan dayang yang dibunuh Amangkurat I. Ada yang dibunuh dengan cara diasingkan tanpa diberi makan.
(don)