8 Tempat Lokalisasi dan Prostistusi yang Melegenda
Sabtu, 04 Juli 2020 - 11:43 WIB
Namun siapa sangka dengan sentuhan humanisme kawasan Sarkem kini berubah. Penyadaran demi penyadaran diikuti dengan penataan kawasan menjadikan lokasi di sisi barat Jalan Malioboro ini kini tidak lagi menjadi ikon salah masyarakat. Kini Sarkem yang ada di Kampung Sosrowijayan tersebut menjadi lokasi wisata yang asyik.
Salah satu tokoh masyarakat setempat Ipung Purwandari mengungkapkan, dirinya sudah 15 tahun menjadi ketua RW di Sarkem. Selama dia diberikan amanah upaya penyadaran dan kegiatan positif terus dilakukan. Ditambah lagi dengan penataan hotel dan juga kebersihan lokasi menjadikan masyarakat mulai ikut berubah.
Dijelaskannya, penyadaran terhadap warga Sarkem ini memang membutuhkan kesabaran. Ini lantaran memang lokasi tersebut Diakuinya banyak dunia malamnya yang sudah lama ada. Namun ketika kita berkunjung, kesan tersebut hilang. Suasana asyik dan bersih sebagai kampung wisata benar benar muncul. Belum lagi banyak hotel mewah di dekat lokasi sehingga banyak menggusur lokasi tersebut.
"Kita terus membenahi Sarkem dengan kegiatan even wisata. Ini untuk menggaet warga merubah pekerjaan menjadi lebih positif dan mendukung pariwisata di Yogyakarta. Silahkan ke Sarkem dns lihatlah sekarang," tandas Ipung yang kini menjadi legislator di DPRD Kota Yogyakarta.
Penataan terhadap Sarkem memang terus dilakukan. Upaya pengukuhan kesehatan dan juga upaya upaya penguatan rohani terus dilakukan. Dan kini upaya sudah membuahkan hasil. Bahkan ditargetkan setiap rumah emnsjdi kedai kopi yang nikmat dan asyik bagai wisatawan tanpa embel-embel Esek- esek.
3.Saritem
Eks lokalisasi Saritem, Kelurahan Kebonjeruk, Kecamatan Andir Kota Bandung, yang terkenal sejak era kolonial Belanda, kini semakin sepi.
Meski desas-desus masih ada aktivitas transaksi seksual di tempat itu, tetapi tak sekencang ketika Saritem baru ditutup pada April 2007 silam.
Pada 2007, saat Kota Bandung dipimpin Wali Kota Dada Rosada, Saritem ditutup. Namun aktivitas transaksi seksual di lokasi tersebut masih berlangsung dan marak.
Salah satu tokoh masyarakat setempat Ipung Purwandari mengungkapkan, dirinya sudah 15 tahun menjadi ketua RW di Sarkem. Selama dia diberikan amanah upaya penyadaran dan kegiatan positif terus dilakukan. Ditambah lagi dengan penataan hotel dan juga kebersihan lokasi menjadikan masyarakat mulai ikut berubah.
Dijelaskannya, penyadaran terhadap warga Sarkem ini memang membutuhkan kesabaran. Ini lantaran memang lokasi tersebut Diakuinya banyak dunia malamnya yang sudah lama ada. Namun ketika kita berkunjung, kesan tersebut hilang. Suasana asyik dan bersih sebagai kampung wisata benar benar muncul. Belum lagi banyak hotel mewah di dekat lokasi sehingga banyak menggusur lokasi tersebut.
"Kita terus membenahi Sarkem dengan kegiatan even wisata. Ini untuk menggaet warga merubah pekerjaan menjadi lebih positif dan mendukung pariwisata di Yogyakarta. Silahkan ke Sarkem dns lihatlah sekarang," tandas Ipung yang kini menjadi legislator di DPRD Kota Yogyakarta.
Penataan terhadap Sarkem memang terus dilakukan. Upaya pengukuhan kesehatan dan juga upaya upaya penguatan rohani terus dilakukan. Dan kini upaya sudah membuahkan hasil. Bahkan ditargetkan setiap rumah emnsjdi kedai kopi yang nikmat dan asyik bagai wisatawan tanpa embel-embel Esek- esek.
3.Saritem
Eks lokalisasi Saritem, Kelurahan Kebonjeruk, Kecamatan Andir Kota Bandung, yang terkenal sejak era kolonial Belanda, kini semakin sepi.
Meski desas-desus masih ada aktivitas transaksi seksual di tempat itu, tetapi tak sekencang ketika Saritem baru ditutup pada April 2007 silam.
Pada 2007, saat Kota Bandung dipimpin Wali Kota Dada Rosada, Saritem ditutup. Namun aktivitas transaksi seksual di lokasi tersebut masih berlangsung dan marak.
tulis komentar anda