Ekskavasi Kedua Situs Pendarmaan Raja Singasari Akan Dilakukan Bulan Depan

Kamis, 02 Juli 2020 - 20:21 WIB
Untuk diketahui, BPCB Jatim di Trowulan, mulai melakukan eskavasi temuan situs Kumitir pada 21-30 Oktober 2019 lalu. Eskavasi tersebut, merupakan tindak lanjut pasca temuan struktur bata kuno pada 19 Juni 2019 lalu. Namun, ekskavasi selama 10 hari, tak cukup mengungkap tabir dibalik temuan struktur bata kuno itu.

Kendati dalam 10 hari, sepanjang 100 meter struktur bata kuno yang diprediksi merupakan talud, sudah berhasil disingkap. Namun, tim arkeolog belum dapat menyimpulkan, bangunan apa yang dulunya pernah berdiri di lokasi tersebut. Meski, mereka menyakini, lokasi tersebut merupakan tempat penting kala itu.

Bentangan struktur bata kuno dengan ketebalan 140 cm dengan tinggi kisaran 120 cm dari permukaan tanah asli, tentunya memunculkan berbagai prediksi. Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Nugroho Dwi Wicaksono menyakini lokasi tersebut bukan tempat sembarangan. Diperkirakan struktur bata ini merupakan sisi timur dari Kota Majapahit.

Prediksi itu tak lepas dari temuan bata kuno yang digunakan dalam pembuatan talud tersebut. Dari dimensinya, bata kuno itu memiliki ukuran bata 32 cm, lebar 18 cm serta memiliki ketebalan 6 cm. Dimensi bata itu sama dengan ukuran bata kuno di situs peninggalan Kerajaan Majapahit lainnya yang ditemukan di wilayah Kecamatan Trowulan. (BACA JUGA: Prajurit Marinir Rampungkan 957 Rumah Tahan Gempa di Lombok)

Disisi lain, sejumlah literasi menyebutkan bahwa Kumitir sudah menjadi tempat penting jauh sebelum Kerajaan Majapahit berdiri kokoh. Dalam serat Pararaton, kata Wicak, pada abad ke-13 Kumitir merupakan lokasi pendharmaan Mahisa Cempaka atau Narasinghamurti dan Wisnuwardhana. Keduanya merupakan raja Kerajaan Tumapel atau lebih dikenal sebagai Singasari.

Sehingga besar kemungkinan di Situs Kumitir terdapat dua peninggalan besar dari zaman yang berbeda. Yakni talud yang dibangun pada saat Kejayaan Majapahit, serta tempat pendharmaan Mahisa Cempaka dan Wisnuwardhana pada era Kerajaan Singasari. Sebab, Negarakretagama yang menuliskan adanya lokasi pendharmaan Mahisa Cempaka ditulis pada Hayam Wuruk menjadi Raja Majapahit.
(vit)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content