Viral Batu Nisan Makam Tionghoa Jadi Tutup Selokan di Semarang, Ini Kata Dewan Pakar PSMTI

Minggu, 17 Maret 2024 - 20:41 WIB
loading...
Viral Batu Nisan Makam Tionghoa Jadi Tutup Selokan di Semarang, Ini Kata Dewan Pakar PSMTI
Viral video beredar di media sosial X memperlihatkan beberapa Bong Pay alias nisan makam Tionghoa dijadikan penutup selokan di Kota Semarang. Foto/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Viral video beredar di media sosial X memperlihatkan beberapa Bong Pay alias nisan makam Tionghoa dijadikan penutup selokan di Kota Semarang . Lokasinya di Jalan Saputan Raya, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari.

Di akun @niwseir dituliskan narasi “Setelah kuburan Tionghoa jadi tempat selfie/tiktokan atau apalah itu, kini batu nisan kuburan Tionghoa dicuri dan dijadikan penutup selokan dan kuburannya dijadikan pembuangan sampah. Yang lucu? Warga Tionghoa malah mau bangunkan tempat pembuangan permanen,"

Tertulis pada 14 Maret 2024, video itu sudah tayang sebanyak 1,3 juta kali, 2.871 posting ulang dan disukai 7.113. Videonya memperlihatkan beberapa Bong Pay warna abu-abu jadi penutup selokan.



Lurah Jomblang Henry Nurcahyo membenarkan apa yang ada video itu ada di wilayahnya. Namun, menurutnya pihaknya sudah berkomunikasi dengan warganya yang terdapat Bong Pay itu bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jateng.

“Kejadian itu sudah terselesaikan kemarin, sudah diberesin itu. Terkait Bong Pay itu dulu kan di wilayah Jomblang itu dulunya itu kan memang Makam Cina dan sudah berubah jadi perkampungan,” kata Henry saat dihubungi via telepon, Sabtu (16/3/2024) sore.

“Nah terkait Bong Pay itu kan orang-orang sekarang itu peninggalan dari mbah-mbahnya yang dulu, jadi ketidaktahuan mereka terkait itu. Jadi tidak ada unsur kesengajaan juga karena ketidaktahuan,” lanjutnya.

Pihaknya bersama warga kemudian membongkar Bong Pay tersebut, jumlahnya ada 17 buah. Kemudian diserahkan ke pihak PSMTI dan pihaknya juga mengganti tutup selokan warga.



“Mereka (PSMTI) intinya terima kasih dengan tindaklanjut apa yang kita di sini, di wilayah yang kita lakukan dan mereka sendiri juga menyadari dan tidak ada unsur kesalahan di warga kita, karena ketidaktahuan dan itu sudah berlangsung lama. Dari tahun 60an mungkin itu dulu di sini, sudah lama banget,” bebernya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6449 seconds (0.1#10.140)