BUMDes Merugi dan Terancam Gulung Tikar Akibat Pandemi COVID-19

Senin, 13 Juni 2022 - 05:23 WIB
Unit usaha milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Pengadonan, Kecamatan Kisam Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, merugi dan terancam gulung tikar. Foto/iNews TV/Teddy Hendrawan
OGAN KOMERING ULU SELATAN - Deretan bangunan mangkrak, terlihat di Desa Pengadonan, Kecamatan Kisam Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan. Bangunan untuk tempat cuci, dan pengelolaan sampah tersebut, sepi dan terbengkelai.



Bangunan-bangunan itu, ternyata milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Pengadonan, yang sebelumnya dibangun untuk unit usaha. Namun, diduga akibat pandemi COVID-19, akhirnya unit-unit usaha itu merugi dan terancam gulung tikar.

Unit usaha BUMDes Desa Pengadonan terancam gulung tikar, karena ditinggalkan konsumennya. Ada dua unit usaha yang didirikan, yakni unit pengelolaan sampah, dan pencucian kendaraan bermotor.





Pengurus BUMDes Desa Pengadonan, telah berupaya untuk menarik konsumen agar unit usaha ini dapat diselamatkan dari kebangkrutan. Namun upaya itu gagal, dan akhirnya unit-unit usaha itu terpaksa ditutup.

Penutupan unit usaha BUMDes itu, terpaksa dilakukan agar tidak semakin bangkrut. Penutupan ini juga sebagai upaya menekan biaya operasional BUMDes, di tengah sepinya aktivitas usaha.

Kepala Desa Pengadonan, Jonsarmanuddin mengatakan, BUMDes yang memiliki dua unit usaha berupa pengelolaan sampah dan cucian kendaraan ini, pada awalnya dapat berjalan lancar selama satu tahun lebih.



"Namun diduga akibat pandemi COVID-19, membuat warga enggan memanfaatkan layanan BUMDes tersebut. Kami mengalami kendala dalam pengelonggan, karena sepinya konsumen sebagai," ujar Jonsarmanuddin.

Dia memastikan, pemerintah desa akan bertanggung jawab atas kondisi yang dialami BUMDes Desa Pengadonan. "Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin, agar BUMDes sehat, dan mampu meraih pendapatan asli desa," tegasnya.

Pendapatan asli desa menurutnya sangat berarti, untuk keberlanjutan pembangunan di desa sesuai keinginan warga Desa Pengandonan. Jonsarmanuddin menjelaskan, unit usaha cuci kendaraan mati suri akibat sepi pelanggan, sedangkan unit usaha pengelolaan sampah juga tidak berjalan akibat sepi pelanggan dan terbentur biaya operasional tinggi.
(eyt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content