Habib Luthfi: Bentengi Generasi Muda dengan Nasionalisme dan Sejarah Kejayaan Bangsa
Kamis, 10 Februari 2022 - 03:23 WIB
Sementara Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan bahwa nasionalisme menjadi sangat penting diberikan generasi muda di tengah serangan ideologi radikal terorisme.
Karena itu, BNPT menggunakan tagline “Indonesia Harmoni” karena dengan menjaga kerukunan, semangat persatuan, yang bisa mewujudkan tujuan akhir bagaimana Indonesia tetap harmoni.
"Mengapa nasionalisme dan harmoni ini harus dibicarakan di tengah kemajemukan Indonesia? Karena salah satu tentangan bangsa saat ini adalah mengatasi paham radikal terorisme yang berkembang sebagia idelogi berbasis kekerasan," terang Boy Rafli.
Ia menegaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun adalah sebuah hal yang tabu dan dilarang di Indonesia oleh konstitusi NKRI. Karena itu, keseimbangan dan harmoni dalam berbangsa dan bernegara harus terus dijaga untuk mencegah idelogi berbasis kekerasan, intoleran, tidak mengakui negara, menghalalkan kekerasan dalam mencapai tujuan, dan sangat mungkin anti kemanusiaan dan melanggar ajaran agama.
Ia memaparkan bahwa ideologi kekerasan berkembang dalam 20 tahun terakhir. Tidak hanya berdampak di Indonesia, tapi seluruh negara di dunia. Umumnya ideologi terorime berlatarbelakang pemaksaan ideologi, tujuan politik, dan ingin mengganggu ketentraman masyarakat.
Boy Rafli mengungkapkan bahwa Banten menyumbang beberapa warga berangkat ke Suriah dan Irak bersama istri dan anak untuk bergabung dengan ISISdengan menjual harta benda.
“Ini fakta ideologi berbasis kekerasan yang dikembangkan ISIS. Mereka rela anak istri diajak bom bunuh diri. Ini kondisi obyektif yang tidak sesuai dengan kepribadian kita. Agama apapun, Islam, Kristen, Hindu, Budha, kami yakin tidak ada hal-hal yang mengajarkan seperti itu."
"Tapi ini berkembang dalam 20 tahun terkahir. Indonesia kalau tidak memiliki ketahanan pada aspek ideologi kita akan mudah terpengaruh. Kalau tidak dilawan, akan banyak anak bangsa yang menjadi korban," ungkap mantan Kapolda Banten ini.
Selain Habib Luthfi dan Kepala BNPT, hadir juga dalam kegiatan itu tokoh Karismatik Banten, Abuya Muhtadi, Wakil Gubernur Banten Andhika Hazrumy, anggota Komisi III DPR RI Adde Rosi Khaerunnisa. Dari jajaran pejabat BNPT hadir Sestama BNPT Mayjen Dedi Sambowo, Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI Nisan Setiadi, dan Deputi Bidang Penindakan dan Penegakkan Hukum Irjen Pol Ibnu Suhendra.
Karena itu, BNPT menggunakan tagline “Indonesia Harmoni” karena dengan menjaga kerukunan, semangat persatuan, yang bisa mewujudkan tujuan akhir bagaimana Indonesia tetap harmoni.
"Mengapa nasionalisme dan harmoni ini harus dibicarakan di tengah kemajemukan Indonesia? Karena salah satu tentangan bangsa saat ini adalah mengatasi paham radikal terorisme yang berkembang sebagia idelogi berbasis kekerasan," terang Boy Rafli.
Ia menegaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun adalah sebuah hal yang tabu dan dilarang di Indonesia oleh konstitusi NKRI. Karena itu, keseimbangan dan harmoni dalam berbangsa dan bernegara harus terus dijaga untuk mencegah idelogi berbasis kekerasan, intoleran, tidak mengakui negara, menghalalkan kekerasan dalam mencapai tujuan, dan sangat mungkin anti kemanusiaan dan melanggar ajaran agama.
Ia memaparkan bahwa ideologi kekerasan berkembang dalam 20 tahun terakhir. Tidak hanya berdampak di Indonesia, tapi seluruh negara di dunia. Umumnya ideologi terorime berlatarbelakang pemaksaan ideologi, tujuan politik, dan ingin mengganggu ketentraman masyarakat.
Boy Rafli mengungkapkan bahwa Banten menyumbang beberapa warga berangkat ke Suriah dan Irak bersama istri dan anak untuk bergabung dengan ISISdengan menjual harta benda.
“Ini fakta ideologi berbasis kekerasan yang dikembangkan ISIS. Mereka rela anak istri diajak bom bunuh diri. Ini kondisi obyektif yang tidak sesuai dengan kepribadian kita. Agama apapun, Islam, Kristen, Hindu, Budha, kami yakin tidak ada hal-hal yang mengajarkan seperti itu."
"Tapi ini berkembang dalam 20 tahun terkahir. Indonesia kalau tidak memiliki ketahanan pada aspek ideologi kita akan mudah terpengaruh. Kalau tidak dilawan, akan banyak anak bangsa yang menjadi korban," ungkap mantan Kapolda Banten ini.
Selain Habib Luthfi dan Kepala BNPT, hadir juga dalam kegiatan itu tokoh Karismatik Banten, Abuya Muhtadi, Wakil Gubernur Banten Andhika Hazrumy, anggota Komisi III DPR RI Adde Rosi Khaerunnisa. Dari jajaran pejabat BNPT hadir Sestama BNPT Mayjen Dedi Sambowo, Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI Nisan Setiadi, dan Deputi Bidang Penindakan dan Penegakkan Hukum Irjen Pol Ibnu Suhendra.
(shf)
tulis komentar anda