Tangis Pecah di Hari Kemerdekaan, Ribuan Pejuang Timor Timur Beri Hormat Sang Merah Putih
Selasa, 17 Agustus 2021 - 14:17 WIB
KUPANG - Tangis haru menyelimuti upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia, di perbatasan Indonesia, dengan Timor Leste. Ribuan pejuang Timor Timur, menggelar upacara tersebut di kamp pengungsian Naibonat, Kabupaten Kupang, NTT.
Upacara bendera tersebut, mereka gelar sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekan Indonesia . Para pengungsi yang tergabung dalam Untas ini, tetap menggelar upacara di tengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19.
Mereka begitu antusias dan khidmat mengikuti jalannya upacara yang dipimpin langsung oleh Ketua Untas, Eurico Guters yang baru saja menerima penghargaan bintang jasa utama dari Presiden Indonesia.
Eurico Guteres mengatakan, warga yang menggelar upacara ini merupakan warga dari bekas Provinsi Timor Timur. "Upacara ini sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekan Republik Indonesia ," tegasnya.
Para pengungsi yang merupakan warga Timor Timur, dan memilih ikut Indonesia , ketika Timor Leste merdeka, sudah 22 tahun lamanya menempati rumah darurat di Kamp Pengungsian Naibonat. Hingga kini, mereka belum mendapat hak atas tanah yang mereka tempati.
Baca Juga
Upacara bendera tersebut, mereka gelar sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekan Indonesia . Para pengungsi yang tergabung dalam Untas ini, tetap menggelar upacara di tengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19.
Mereka begitu antusias dan khidmat mengikuti jalannya upacara yang dipimpin langsung oleh Ketua Untas, Eurico Guters yang baru saja menerima penghargaan bintang jasa utama dari Presiden Indonesia.
Baca Juga
Eurico Guteres mengatakan, warga yang menggelar upacara ini merupakan warga dari bekas Provinsi Timor Timur. "Upacara ini sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekan Republik Indonesia ," tegasnya.
Baca Juga
Para pengungsi yang merupakan warga Timor Timur, dan memilih ikut Indonesia , ketika Timor Leste merdeka, sudah 22 tahun lamanya menempati rumah darurat di Kamp Pengungsian Naibonat. Hingga kini, mereka belum mendapat hak atas tanah yang mereka tempati.
(eyt)
tulis komentar anda