Mulai Bulan Depan, Kota Mojokerto Berani Terapkan KBM Tatap Muka untuk SD dan SMP
Selasa, 23 Februari 2021 - 06:09 WIB
Merujuk dari regulasi tersebut, ada lima hal yang wajib disiapkan sebelum KBM tatap muka secara tebatas ini dilangsungkan. Utamanya terkait dengan protokol kesehatan (prokes). Diantaranya, kapasitas peserta didik maksimal 50%. Siswa dan tenaga pendidik wajib mengenakan masker tiga lapis selama KBM berlangsung.
Kemudian tersedianya alat cuci tangan dan dilakukan prosedur pencucian tangan sebelum memasuki ruang kelas dan setelah keluar ruang kelas. Selama aktivitas KBM diterapkan jarak minimal 1,5 meter antar siswa maupun dengan pendidik. Serta penerapan etika batuk dan bersin. Bagi siswa yang mengalami gejala batuk dan bersin tidak diperkenankan mengikuti KBM tatap muka.
"Disetiap sekolah sudah dibentuk Satgas COVID-19 masing-masing. Mereka yang bertugas memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Ini bukan pertama kali, bulan Desember 2020 lalu kita sudah menerapkan selama 10 hari dan tidak ada masalah. Sehingga sekarang tidak perlu trial," jelasnya.
Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini juga memastikan jika sarana dan prasarana penerapan protokol kesehatan di SD dan SMP untuk menunjang KBM tatap muka sudah tercukupi. Mulai dari tempat cuci tangan hingga kebutuhan masker serta termogun guna mengecek suhu tubuh juga telah disiapkan. Sehingga proses KBM tatap muka terbatas ini bisa dilangsungkan.
"Sekat di masing-masing bangku siswa maupun guru juga sudah siap. Kami memastikan bahwa KBM ini akan berjalan lancar dan prokes dilakukan secara ketat. Namun seluruh siswa yang mengikuti KBM tatap muka diwajibkan mendapat persetujuan dari orang tua juga," terang Ning Ita.
Terlebih lagi, Ning Ita menyatakan dalam waktu dekat ini, proses vaksinasi tahap dua dengan sasaran tenaga pelayanan publik akan dilangsungkan. Dimana salah satu target sasaran merupakan tenaga pendidik. Untuk itu, ia berharap proses KBM tatap muka secara terbatas ini bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.
"Insya Allah vaksinasi tahap dua dilakukan minggu terakhir Februari 2021. Sasarannya salah satunya tenaga pendidik. Saya rasa ini akan berjalan dengan baik dan tidak ada masalah," tandas Ning Ita.
Baca Juga
Kemudian tersedianya alat cuci tangan dan dilakukan prosedur pencucian tangan sebelum memasuki ruang kelas dan setelah keluar ruang kelas. Selama aktivitas KBM diterapkan jarak minimal 1,5 meter antar siswa maupun dengan pendidik. Serta penerapan etika batuk dan bersin. Bagi siswa yang mengalami gejala batuk dan bersin tidak diperkenankan mengikuti KBM tatap muka.
"Disetiap sekolah sudah dibentuk Satgas COVID-19 masing-masing. Mereka yang bertugas memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Ini bukan pertama kali, bulan Desember 2020 lalu kita sudah menerapkan selama 10 hari dan tidak ada masalah. Sehingga sekarang tidak perlu trial," jelasnya.
Baca Juga
Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini juga memastikan jika sarana dan prasarana penerapan protokol kesehatan di SD dan SMP untuk menunjang KBM tatap muka sudah tercukupi. Mulai dari tempat cuci tangan hingga kebutuhan masker serta termogun guna mengecek suhu tubuh juga telah disiapkan. Sehingga proses KBM tatap muka terbatas ini bisa dilangsungkan.
"Sekat di masing-masing bangku siswa maupun guru juga sudah siap. Kami memastikan bahwa KBM ini akan berjalan lancar dan prokes dilakukan secara ketat. Namun seluruh siswa yang mengikuti KBM tatap muka diwajibkan mendapat persetujuan dari orang tua juga," terang Ning Ita.
Terlebih lagi, Ning Ita menyatakan dalam waktu dekat ini, proses vaksinasi tahap dua dengan sasaran tenaga pelayanan publik akan dilangsungkan. Dimana salah satu target sasaran merupakan tenaga pendidik. Untuk itu, ia berharap proses KBM tatap muka secara terbatas ini bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.
"Insya Allah vaksinasi tahap dua dilakukan minggu terakhir Februari 2021. Sasarannya salah satunya tenaga pendidik. Saya rasa ini akan berjalan dengan baik dan tidak ada masalah," tandas Ning Ita.
tulis komentar anda