Baca juga: Heboh Ribuan Ikan Mati Mendadak di Situ Citongtut Bogor, Apa Penyebabnya?
Kegiatan tersebut dilakukan pada tiga lokasi sepanjang garis pantai timur Surabaya , hingga Kenjeran. Selama dua hari kegiatan brand audit, mereka menemukan 25 karung dengan berat 1.5 ton.
Baca Juga:
Ketua Umum Mupalas, Randu mengungkapkan, dari 1.510 lembar sachet ditemukan 10 teratas produsen terbanyak penyumbang sampah plastik yaitu produk sabun dan makanan. "Dari 10 perusahaan ini, yang mendominasi penyumbang sampah terbanyak adalah perusahaan penghasil produk-produk rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan diri," katanya.
Baca juga: Pengungsi Korban Banjir Karawang Terlantar, Bayi dan Lansia Tidur di Emperan Toko
Untuk itu, mahasiswa semester delapan jurusan keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya ini mendorong Gubernur Jatim segera membuat Perda Larangan Plastik Sekali Pakai. Ia juga mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan habis pakai dan plastik seperti popok sekali pakai, kantong plastik, Styrofoam, sedotan, botol plastik, dan kemasan sachet.
Randu menjelaskan, masih banyak ditemukannya sampah tidak bermerk yang didominasi kantong plastik dan sedotan, membuktikan bahwa saat ini masyarakat masih bergantung pada pengggunaan kemasan kantong plastik dan sedotan.