Sultan Nuku, Keberanian dan Kekuatan Batin Mengusir Penjajah dari Tidore

Senin, 21 Desember 2020 - 05:00 WIB


Kompleks Makam Sultan Nuku di wilayah Soa Sio, Tidore. Di masa lalu Soa Sio merupakan kawasan Kedaton Sultan Tidore, dan sekarang jadi ibukota Tidore Kepulauan. Dok/Kemendikbud

Pada awalnya, memang hanya terdapat makam saja. Namun saat pemugaran, juga ditambahkan bangunan pelindung (lengkap dengan tembok, atap dan pagar keliling), sehingga makam Sultan Nuku dan makam lainnya tidak terkena hujan maupun sinar matahari yang berpotensi merusak cagar budaya itu sendiri.

Dalam buku "Kepulauan Rempah-rempah, Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950" karya Adnan Amal, diceritakan bahwa Nuku, seperti disebut Andaya, adalah “salah satu pemimpin yang sukar dicari padanannya di Asia Tenggara.”



KRI Sultan Nuku-373, kapal perang TNI Angkatan Laut yang tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Foto/Dok.TNI AL

Selain memiliki kecerdasan dan kharisma yang kuat, Nuku terkenal akan keberanian dan kekuatan batinnya. Ia berhasil mentransformasi masa lalu Maluku yang kelam ke dalam era baru yang mampu memberikan kepadanya kemungkinan menyeluruh untuk bangkit dan melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan, ketidakbebasan dan penindasan.

Perjuangan Nuku berlangsung pada perempatan terakhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19. Ketika itu, Pemerintah Kolonial Belanda mulai merampungkan kekuasaannya atas kerajaan-kerajaan Maluku yang sudah lemah.



Perdana Menteri Kesultanan Tidore (Jajou), Provinsi Maluku Utara, M Amin Faaroek saat menjamu rombongan Jelajah Negeri Rempah, di Kedaton Kesultanan Tidore. Foto/Ist
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More