Optimisme di Tengah Krisis Kemanusiaan

Minggu, 10 Mei 2020 - 09:58 WIB
Semua sedang diuji dengan ujian yang menggelisahkan. Sistem sosial yang terbangun ratusan tahun khususnya sistem sosial berkerumun seakan runtuh. Apakah kita boleh putus asa?. Jawab walaa taiazuu, mirrauhillah. Laa tahzan, innallaha maana, ini adalah jalan Allah untuk merubah.

Secara sepiritual jangan jangan kemarin itu kita lalai sebagai individu, keliru sebagai anggota keluarga, belum amanah sebagai abdillah dan wakil Allah di bumi, belum paripurna sebagai suami dan ayah formalitas atau masih defisit sebagai hamba. Inilah masanya Allah SWT memaksa manusia di abad ini sedikit undur daringejala kebodohan dan kecongkakan yang dalam Al Qur’an dikenal sebagai dlolaalan baiida

Secara spiritual sesungguhnya kalau manusia pandai berhitung, kita ini massif deficit. Dibandingkan kesulitas akibat Covid 19 hal seperti ini bagi manusia beriman, rizky, ilmu pengetahuan, rizki kesehatan, kesehataan tangan, kesehatan kaki, kesehatan mata, kesehatan indera perasa, indera pendengaran, karunia rizky, karunia kemerdekaan, karunia keutuhan keluarga, karunia udara yang bebas lebih banyak nilainya dari kesulitas PSBB.

Untung Ramadhan tiba, inilah bulan yang disebut disebut juga syahrut – tarbiyah, bulan dimana kita secara sendiri sendiri dan bersama sama, sekeluarga, selingkungan dan sebangsa dan setanah air untuk belajar, untuk introspeksi. Taubatann nasuha, puasa adalah syahruttaubah bulan dimana kita dapat momentum utama untuk kembali kepada nya, inilah pintu taubat sosial dan spiritual dengan makna yang sesungguh sungguhnya

Jangan jangan kita termasuk yang oleh Rasulullah SAW disebut sebagai orang yang yuhibbuunaddunya wayansaunal akhiroh, terlalu mencintai dunia dan lupa akan kehidupan akhirat. Jangan jangan kita ini khianat, dholim, termasuk hamba yang lebih cinta harta dan materi, yuhibbunal maala, wa yanshaunal hisab, sehingga melupakan hisab. Jangan jangan menurut catatan malaikat yang dilaporkan kepada tuhan kita ini, naudzubillahi mindaalik, termasuk yang yubibbuunal kholqoh wayansaunal khooliqoh, diam diam dan terang terangan menusuk perasan malaikat dan allah, lebih mencintai dan memiliki perhatian kepada makhluk allah dan lupa kepada penciptanya.

Jangan jangan kita termasuk ummat yang yuhibbunaddzunubah wayansaunattaubah, lebih menyukai perbuatan dosa dari mulai dosa terkecil sampai dosa besar namun lupa bertaubat kita kepada Allah SAW. Jangan jangan dalam catatan Allah SWT banyak dari kita termasuk yuhibbunal kusuroh wayansaunal fahfaroh, lebih menyukai gedung yang megah, rumah mewah tapi lupa terhadap kuburan dan hari akhir dimana kita semua akan hidup lebih kekal atasnya.

Oleh sebab itukita harus ber muhasabah, menghitung hitung, kalau perlu mengakui dan taubat kepada allah swt. Hanya allah yang tahu caranya. Hasl seperti ini adalah pilihan dan ayat kauniyahnya. Mungkin atas nama kebaikan kita pantas sedikit disiksa. Optimisme tentu bukan menggampangkan masalah dan mengabaikan atau menerabas tatanan umum.

Optimis bukan sikap teledor. Optimisme itu kerelaan untuk terus berusaha tanpa patah. Optimis itu ialah positive mind, positive energy dan kehendak untuk mencapai kebaikan kemurahan Allah SWT.

Dalam setiap ajaran agama, optmisme itu sifatnya wajib, karena dimana mana ada tangan Allah yang akan menolong pada waktunya. Optimisme ialah keyakinan dan jiwa para Nabi dan Rasul. Tak ada Nabi dan Rasul yang hidup tanpa beban yang berat, namun semua Nabi dan Rasul adalah orang orang yang tak takluk dengan halangan, ancaman, kesulitan dan situasi yang memaksa maksa dan menghimpit himpit.

Jalan taubat atau berhenti melakukan kesalahan itu dengan berbagai cara beristigfar kepada Allah dan banyak berdzikir. Melakukan shalat taubat, dan berjanji kepada diri sendiri untuk sekuat tenaga untuk memperbaiki kesalahan kesalahan baik kepada allah swt atau memohon ampun atas kesalahan dengan orang lain, kepada orang tua kita yang membesarkan kita dengan susah payah.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More