10 Aksi Heroik Pahlawan Nasional Berkhidmat Membela Rakyat dan Bangsa
Selasa, 10 November 2020 - 07:42 WIB
Ciung Wanara adalah nama pasukannya yang melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. Dalam bahasa Bali, puputan artinya habis-habisan. Sedangkan Margarana berarti pertempuran di Marga.
Di tempat puputan tersebut lalu didirikan Taman Pujaan Bangsa Margarana. Bersama 1.372 anggotanya pejuang MBO (Markas Besar Oemoem) Dewan Perjoeangan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK) dibuatkan nisan di Kompleks Monumen de Kleine Sunda Eilanden, Candi Marga, Tabanan.
8. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin atau terlahir dengan nama Muhammad Bakir/Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape sebagai nama pemberian dari Qadi Islam Kesultanan Gowa yakni Syeikh Sayyid Jalaludin bin Ahmad Bafaqih Al-Aidid.
Dia lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 dan meninggal di Gowa 12 Juni 1670 atau pada umur 39 tahun.
Karena keberaniannya, Sultan Hasanuddin dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan dari Timur. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa mulai tahun 1653 sampai 1669. Kerajaan Gowa adalah merupakan kerajaan besar di Wilayah Timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.
Pada pertengahan abad ke-17, Kompeni Belanda (VOC) berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku setelah berhasil mengadakan perhitungan dengan orang-orang Spanyol dan Portugis.
Kompeni Belanda memaksa orang-orang negeri menjual dengan harga yang ditetapkan oleh mereka, selain itu Kompeni menyuruh tebang pohon pala dan cengkih di beberapa tempat, supaya rempah-rempah jangan terlalu banyak. (BACA JUGA: Keturunan HB II Minta Inggris Kembalikan Harta Rampasan Geger Sepehi)
Lihat Juga :
tulis komentar anda