Kisah Cinta Siu Ban Ci, Selir Raja Majapahit Terakhir yang Mengubah Sejarah Jawa
Sabtu, 27 Juli 2024 - 06:46 WIB
Baca Juga
Kehamilan Siu Ban Ci memperburuk hubungannya dengan Dewi Amarawati. Amarawati secara terang-terangan meminta Prabu Brawijaya menceraikan Siu Ban Ci. Namun, cinta yang tumbuh di hati Prabu Brawijaya tidak dapat dipadamkan.
Prabu Brawijaya tidak mampu menolak permintaan Dewi Amarawati. Siu Ban Ci akhirnya dikirim ke Palembang dalam kondisi hamil tiga bulan. Siu Ban Cai dititipkan kepada Adipati Palembang, Arya Damar.
Palembang pada saat itu masih berada di bawah kekuasaan Majapahit dan banyak penduduknya berasal dari China. Dengan menitipkan Siu Ban Cai kepada Arya Damar, Prabu Brawijaya berharap Siu Ban Cai akan lebih betah hidup di Palembang.
Arya Damar, yang merupakan putra Raja Majapahit Bathara Prabu Wikramawardhana dengan seorang selir berdarah China, memiliki nama asli Swan Liong. Arya Damar adalah paman dari Prabu Brawijaya.
Prabu Brawijaya merelakan Arya Damar menikahi Siu Ban Ci, dengan syarat Siu Ban Ci tidak diapa-apakan sebelum anak dari buah cintanya lahir. Prabu Brawijaya juga meminta agar bayi yang ada dalam kandungan Siu Ban Ci diberi nama Naraprakosa, yang berarti laki-laki perkasa.
Setelah lahir, buah cinta Prabu Brawijaya dengan Siu Ban Ca diberi nama Raden Hasan, dengan nama China Jin Bun. Ketika dewasa, Raden Hasan melakukan perjalanan ke tanah Jawa untuk menemui ayah kandungnya.
Saat Prabu Brawijaya atau Bhre Kertabhumi bertemu dengan darah dagingnya, perasaannya sangat senang. Penguasa Majapahit tersebut mengangkat Raden Hasan menjadi Adipati Demak.
Prabu Brawijaya juga mengangkat adik tiri Raden Hasan, yang merupakan buah perkawinan Arya Damar dengan Siu Ban Ci, yaitu Raden Husain atau Raden Kusen sebagai Adipati Terung. Raden Kusen kemudian dikenal sebagai Arya Pecattanda.
tulis komentar anda