Kisah Kedahsyatan Pasukan Estri Ladrang Mangungkung, Berisi Prajurit Wanita yang Luwes namun Mematikan
Selasa, 14 Februari 2023 - 07:01 WIB
Prajurit wanita ini memiliki kemampuan menjadi sinden, wiyogo atau pemain gamelan, serta memainkan berbagai tarian, seperti tarian bedhaya, srimpi, munggeng kelir, hingga taledhekan.
Sebagai prajurit tempur, para wanita yang tergabung dalam Pasukan Estri Ladrang Mangungkung, juga memiliki jiwa korsp yang kuat. Mereka sangat setia kawan, dan sangat disegani oleh lawan-lawannya.
Setelah Pangeran Sambernayawa atau KGPAA Mangkunegara I mangkat, keberadaan Pasukan Estri Ladrang Mangungkung ini tetap dipertahankan. Mereka bahkan tergabung dalam pasukan yang lebih besar, yakni Legiun Mangkunegaran yang dibentuk dan dikembangkan oleh Mangkunegara II, pada tahun 1808.
Mangkunegara II memiliki visi yang sangat kuat dalam pembentukan pasukan elite tempur Legiun Mangkunegaran. Tak hanya mengadopsi Grande Armee, pembentukan Legiun Mangkunegaran juga mengadopsi Legionnaire atau Legiun, sebuah organisasi militer Perancis, yang berarti pasukan bala tentara.
Pasukan tempur dari Tanah Jawa ini, mengadopsi militer Perancis secara fisik, persenjataan, taktik, dan organisasi. Mangkunegara II juga mendatangkan pelatih profesional yang merupakan perwira-perwira militer Belanda, Perancis, dan Inggris untuk menggembleng para prajurit Legiun Mangkunegaran.
Para prajurit yang tergabung dalam Legiun Mangkunegaran, mendapatkan pelatihan untuk pergerekan pasukan dengan mobilitas tinggi menggunakan kuda, baik untuk pasukan infanteri, kavaleri, maupun artileri. Mereka memiliki kemampuan bertahan dalam pertempuran jangka panjang, dan keahlian anti gerilya.
Jurnalis senior Iwan Santosa dalam bukunya yang berjudul "Legiun Mangkunegaran (1808-1942)", menyebutkan pembentukan Legiun Mangkunegaran tak lepas dari peran serta Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte, tepatnya saat Perancis menguasai Hindia Belanda.
Legiun Mangkunegaran menjelma menjadi kekuatan pasukan militer paling modern di Asia. Iwan Santosa dalam tulisannya menyebutkan, Legiun Mangkunegaran merupakan pembaruan radikal di bidang militer yang terjadi jauh sebelum adanya restorasi Meiji di Jepang, dan tumbangnya Dinasti Qing di China.
Sebagai prajurit tempur, para wanita yang tergabung dalam Pasukan Estri Ladrang Mangungkung, juga memiliki jiwa korsp yang kuat. Mereka sangat setia kawan, dan sangat disegani oleh lawan-lawannya.
Setelah Pangeran Sambernayawa atau KGPAA Mangkunegara I mangkat, keberadaan Pasukan Estri Ladrang Mangungkung ini tetap dipertahankan. Mereka bahkan tergabung dalam pasukan yang lebih besar, yakni Legiun Mangkunegaran yang dibentuk dan dikembangkan oleh Mangkunegara II, pada tahun 1808.
Baca Juga
Mangkunegara II memiliki visi yang sangat kuat dalam pembentukan pasukan elite tempur Legiun Mangkunegaran. Tak hanya mengadopsi Grande Armee, pembentukan Legiun Mangkunegaran juga mengadopsi Legionnaire atau Legiun, sebuah organisasi militer Perancis, yang berarti pasukan bala tentara.
Pasukan tempur dari Tanah Jawa ini, mengadopsi militer Perancis secara fisik, persenjataan, taktik, dan organisasi. Mangkunegara II juga mendatangkan pelatih profesional yang merupakan perwira-perwira militer Belanda, Perancis, dan Inggris untuk menggembleng para prajurit Legiun Mangkunegaran.
Para prajurit yang tergabung dalam Legiun Mangkunegaran, mendapatkan pelatihan untuk pergerekan pasukan dengan mobilitas tinggi menggunakan kuda, baik untuk pasukan infanteri, kavaleri, maupun artileri. Mereka memiliki kemampuan bertahan dalam pertempuran jangka panjang, dan keahlian anti gerilya.
Jurnalis senior Iwan Santosa dalam bukunya yang berjudul "Legiun Mangkunegaran (1808-1942)", menyebutkan pembentukan Legiun Mangkunegaran tak lepas dari peran serta Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte, tepatnya saat Perancis menguasai Hindia Belanda.
Legiun Mangkunegaran menjelma menjadi kekuatan pasukan militer paling modern di Asia. Iwan Santosa dalam tulisannya menyebutkan, Legiun Mangkunegaran merupakan pembaruan radikal di bidang militer yang terjadi jauh sebelum adanya restorasi Meiji di Jepang, dan tumbangnya Dinasti Qing di China.
Baca Juga
tulis komentar anda