Kisah Siasat Busuk Gajah Mada Habisi Penguasa Kerajaan untuk Kuasai Malaka
loading...
A
A
A
Gelegar suara Gajah Mada, menggemparkan seisi ruangan saat diringnya dilantik sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit. Sambil duduk bersimpuh di hadapan Rani Kahuripan atau Bhre Kahuripan, Gajah Mada menyatakan baru akan beristirahat setelah berhasil menaklukkan Nusantara.
Wilayah Nusantara yang disebutkan Gajah Mada dalam sumpahnya, yang dikenal dengan Sumpah Palapa tersebut, terdiri dari Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.
Bali menjadi wilayah yang pertama kali menjadi tumbal dari sumpah Gajah Mada tersebut. Hasrat untuk menguasai wilayah Nusantara tak terbendung lagi, termasuk Malaka yang kala itu sudah menjadi jalur pelayaran.
Segala cara ditempuh untuk menguasai dapat menguasai Malaka, termasuk dengan siasat bentukan Gajah Mada. Kisah ini dituliskan Enung Nurhayati, dalam bukunya yang berjudul "Gajah Mada Sistem Politik dan Kepemimpinan".
Dikisahkan dalam Hikayat Hang Tuah, Raja Majapahit meminta agar Gajah Mada menyusun strategi siasat untuk membunuh Raja Malaka. Raja Majapahit mengusulkan agar pernikahan putrinya jadi ajang membunuh Raja Malaka, untuk menaklukkan Kerajaan Malaka.
Gajah Mada mencoba menyusun skenarionya, sesuai perintah Raja Majapahit kala itu. Tapi strategi pertama Gajah Mada menghabisi nyawa Raja Malaka, dan empat orang pembesarnya yang tengah berada di Majapahit gagal.
Meski mengalami kegagalan, Gajah Mada tak putus asa. Dia tetap yakin dengan kekuatan dan strateginya, bakal berhasil membunuh Raja Malaka. Bahkan, Gajah Mada juga mencoba membesarkan hati Raja Majapahit, yang memerintahkannya.
Wilayah Nusantara yang disebutkan Gajah Mada dalam sumpahnya, yang dikenal dengan Sumpah Palapa tersebut, terdiri dari Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.
Bali menjadi wilayah yang pertama kali menjadi tumbal dari sumpah Gajah Mada tersebut. Hasrat untuk menguasai wilayah Nusantara tak terbendung lagi, termasuk Malaka yang kala itu sudah menjadi jalur pelayaran.
Segala cara ditempuh untuk menguasai dapat menguasai Malaka, termasuk dengan siasat bentukan Gajah Mada. Kisah ini dituliskan Enung Nurhayati, dalam bukunya yang berjudul "Gajah Mada Sistem Politik dan Kepemimpinan".
Dikisahkan dalam Hikayat Hang Tuah, Raja Majapahit meminta agar Gajah Mada menyusun strategi siasat untuk membunuh Raja Malaka. Raja Majapahit mengusulkan agar pernikahan putrinya jadi ajang membunuh Raja Malaka, untuk menaklukkan Kerajaan Malaka.
Gajah Mada mencoba menyusun skenarionya, sesuai perintah Raja Majapahit kala itu. Tapi strategi pertama Gajah Mada menghabisi nyawa Raja Malaka, dan empat orang pembesarnya yang tengah berada di Majapahit gagal.
Meski mengalami kegagalan, Gajah Mada tak putus asa. Dia tetap yakin dengan kekuatan dan strateginya, bakal berhasil membunuh Raja Malaka. Bahkan, Gajah Mada juga mencoba membesarkan hati Raja Majapahit, yang memerintahkannya.