Fakta-fakta Mencengangkan Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan yang Tewaskan 127 Orang
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kerusuhan suporter mewarnai akhir dari laga Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
Kerusuhan ini memakan korban jiwa 127 orang terdiri dari 125 orang suporter dan 2 anggota polisi. Selain itu sebanyak 180 orang harus dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Pilu! Ini Identitas 2 Polisi Meninggal saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Berikut fakta-fakta kerusuhan suporter:
1. 127 Orang Tewas
Kerusuhan suporter sepakbola antara Arema FV versus Persebaya memakan korban jiwa sebanyak 127 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 125 korban dari penonton dan 2 korban lain adalah anggota polisi yang mengamankan jalannya pertandingan.
2. 34 Suporter Tewas di TKP
Dari 127 orang yang tewas, sebanyak 34 orang tewas di TKP dan sisanya meninggal dalam perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang.
3. Kekecewaan Suporter
Kapolda Jatim Irjen Pol Niko Afinta dalam konferensi pers pasca kerusuhan menyebutkan jika tragedi ini dipicu kekecewaan suporter Arema FC setelah tim kesayangannya kalah melawan Persebaya dengan skor 3-2.
"Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain untuk menanyakan kenapa sampai kalah, atau melampiaskan. Oleh karena itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan," ucap Nico Afinta
4. Polres Tulungagung Berduka
Dua polisi yang meninggal dunia dalam kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan adalah anggota Polres Tulungagung, yaitu Bripka Andik anggota Polsek Sumber Gempol dan Briptu Fajar Yoyok, anggota Polsek Dongko.
5. Korban Berdesakan
Banyaknya korban jiwa di kerusuhan pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya disebut karena efek berdesakan mencari pintu keluar. Hal ini terjadi saat meletupnya kerusuhan seusai dan lontaran gas air mata untuk menghalau ribuan Aremania yang merangsak dan menyerang pemain.
6. Kondisi Korban
Sebanyak 180 orang dirawat di rumah sakit dengan kondisi beragam, dari luka ringan hingga luka berat. Kebanyakan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Ada juga yang harus menjalani operasi di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang karena patah tulang.
Kerusuhan ini memakan korban jiwa 127 orang terdiri dari 125 orang suporter dan 2 anggota polisi. Selain itu sebanyak 180 orang harus dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Pilu! Ini Identitas 2 Polisi Meninggal saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Berikut fakta-fakta kerusuhan suporter:
1. 127 Orang Tewas
Kerusuhan suporter sepakbola antara Arema FV versus Persebaya memakan korban jiwa sebanyak 127 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 125 korban dari penonton dan 2 korban lain adalah anggota polisi yang mengamankan jalannya pertandingan.
2. 34 Suporter Tewas di TKP
Dari 127 orang yang tewas, sebanyak 34 orang tewas di TKP dan sisanya meninggal dalam perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang.
3. Kekecewaan Suporter
Kapolda Jatim Irjen Pol Niko Afinta dalam konferensi pers pasca kerusuhan menyebutkan jika tragedi ini dipicu kekecewaan suporter Arema FC setelah tim kesayangannya kalah melawan Persebaya dengan skor 3-2.
"Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain untuk menanyakan kenapa sampai kalah, atau melampiaskan. Oleh karena itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan," ucap Nico Afinta
4. Polres Tulungagung Berduka
Dua polisi yang meninggal dunia dalam kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan adalah anggota Polres Tulungagung, yaitu Bripka Andik anggota Polsek Sumber Gempol dan Briptu Fajar Yoyok, anggota Polsek Dongko.
5. Korban Berdesakan
Banyaknya korban jiwa di kerusuhan pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya disebut karena efek berdesakan mencari pintu keluar. Hal ini terjadi saat meletupnya kerusuhan seusai dan lontaran gas air mata untuk menghalau ribuan Aremania yang merangsak dan menyerang pemain.
6. Kondisi Korban
Sebanyak 180 orang dirawat di rumah sakit dengan kondisi beragam, dari luka ringan hingga luka berat. Kebanyakan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Ada juga yang harus menjalani operasi di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang karena patah tulang.