Wajib Rapid Test Sebelum UTBK, Calon Mahasiswa Menjerit

Kamis, 02 Juli 2020 - 21:44 WIB
loading...
Wajib Rapid Test Sebelum...
Para calon mahasiswa yang mau menjalani Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mulai menjerit. (Foto/Ilustrasi)
A A A
SURABAYA - Para calon mahasiswa yang mau menjalani Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mulai menjerit.

Aturan baru dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang mengeluarkan surat edaran Wali Kota Surabaya nomor 421.4/5853/436.8.4/2020 tanggal 2 Juli 2020 yang mewajibkan mereka membawa hasil rapid test dinilai menyulitkan. Di tengah pandemi COVID-19, mereka masih harus mengeluarkan biaya rapid test yang cukup mahal.

Sebelum masuk ke ruang ujian, mereka diwajibkan menunjukkan bukti rapid test dengan hasil non reaktif atau swab test dengan hasil negatif. Dengan batas paling lambat 14 hari sebelum mengikuti ujian kepada panitia. (BACA JUGA: Ekskavasi Kedua Situs Pendarmaan Raja Singasari Akan Dilakukan Bulan Depan)

Ilham Adu Sukma, salah satu peserta UTBK mengaku bingung ketika harus menjalani rapid test. Biaya rapid test yang mahal menjadi salah satu alas an utamanya. Apalagi penghasilan kedua orang tuanya juga terus menyusut selama pandemi COVID-19 ini. “Mau ke mal saja nggak pakai rapid test, ini ujian yang tempatnya sudah diatur dengan menjaga jarak malah disuruh rapid test,” kata Ilham, Kamis (2/7/2020).

Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto ketyika dikonfirmasi menuturkan, keselamatan dan kesehatan warga adalah hal yang paling utama. Upaya ini diharapkan dapat menjadi salah satu antisipasi terjadinya penularan COVID-19, khususnya di lingkungan kampus.

"Pada prinsipnya keselamatan dan kesehatan warga adalah hukum tertinggi. Jadi prinsip itu yang harus dipahamkan kepada semuanya. Jadi kita tidak melihat apa-apa, tapi semata-mata kesehatan dan keselamatan warga adalah hukum yang tertinggi," kata Irvan.

Pemkot, lanjutnya, juga memberikan solusi bagi warga Surabaya yang kesulitan ekonomi untuk melakukan rapid test. Khususnya bagi mereka calon mahasiswa yang tergabung dalam program bidik misi.

"Jadi pemerintah kota sudah memberikan solusi, tapi kan itu tidak mungkin untuk semuanya, dan ini khusus untuk warga Surabaya. Terutama yang mereka tergabung dalam bidik misi itu mereka nanti akan kita siapkan rapid test massal secara gratis," ungkapnya,

Sedangkan untuk rencana penempatan rapid test massal, pihaknya mengaku masih berdiskusi dengan pihak kampus. "Kemungkinan bertempat di kampus-kampus itu, di Unair, ITS dan UPN," katanya. (BACA JUGA: Prajurit Marinir Rampungkan 957 Rumah Tahan Gempa di Lombok)

Tak hanya itu, Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya ini juga menyatakan sedang mempertimbangkan alternatif lain bagi calon peserta yang merasa kesulitan akses transportasi menuju lokasi rapid test. Bagi mereka yang kesulitan akses transportasi, nantinya Pemkot Surabaya akan menyiapkan alternatif lain lokasi rapid test.

"Kalau untuk para peserta dari bidik misi ini yang kesulitan transportasi maka mereka nanti juga akan disiapkan alternatif, mereka bisa menghubungi Puskesmas yang terdekat, mereka langsung bisa melaporkan itu," katanya.
(vit)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Peduli Palestina, 4.800...
Peduli Palestina, 4.800 Mahasiswa Baru UMY Kumpulkan Donasi
Tragis! Mahasiswa Baru...
Tragis! Mahasiswa Baru Unper Tasikmalaya Tewas Tertimpa Reruntuhan Gedung Kampus
Diduga Keracunan Makanan...
Diduga Keracunan Makanan Katering, Sejumlah Mahasiswa Vokasi Undip Dilarikan ke RS
Kenaikan UKT Batal,...
Kenaikan UKT Batal, Universitas Brawijaya Kembali Pakai Tarif Tahun 2023
Kabar Duka, Mahasiswa...
Kabar Duka, Mahasiswa Baru Unhas Meninggal Dunia saat Ikut PKKMB
Tingkatkan Literasi,...
Tingkatkan Literasi, Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Diajak Jaga Keamanan Digital
Gegara Pinjol, Aliansi...
Gegara Pinjol, Aliansi Mahasiswa UIN Solo Minta Rektor Bubarkan DEMA
Garang saat Culik dan...
Garang saat Culik dan Aniaya Mahasiswa di Manado, 2 Pria Bertekuk Lutut di Hadapan Polisi
Mahasiswa di Manado...
Mahasiswa di Manado Diculik dan Dianiaya Senior, Polisi Buru Para pelaku
Rekomendasi
Billy Mambrasar Tepis...
Billy Mambrasar Tepis Isu Soal Akses Khusus Program MBG
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
Canggih, Perusahaan...
Canggih, Perusahaan Ekspedisi Ini Hadirkan CEO Virtual di Indonesia
Berita Terkini
Tak Terbukti Curang,...
Tak Terbukti Curang, Tia Rahmania Dapat Dukungan Warga Dapil Banten 1
3 jam yang lalu
Praktisi Hukum: Surat...
Praktisi Hukum: Surat Edaran Gubernur Tak Bisa Dijadikan Acuan Hukum
4 jam yang lalu
Anggota DPRD Dilecehkan,...
Anggota DPRD Dilecehkan, Ratusan Kader Gerinda di Banggai Desak Pelaku Persekusi Diadili
4 jam yang lalu
Kapolres Depok Ungkap...
Kapolres Depok Ungkap Dalang Pembakaran Mobil Polisi Tak Kooperatif saat Diperiksa
5 jam yang lalu
Kronologi Pembakaran...
Kronologi Pembakaran Mobil Polisi oleh Warga di Depok
7 jam yang lalu
Pemprov Jakarta Bakal...
Pemprov Jakarta Bakal Kirim 150 Pelajar untuk Kuliah di Universiti Kuala Lumpur
7 jam yang lalu
Infografis
Antisipasi NATO, Putin...
Antisipasi NATO, Putin Panggil 160.000 Pemuda untuk Wajib Militer
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved