Kisah Misteri Makam Kyai Waqak di Kendal yang Sulit Dirobohkan

Senin, 05 September 2022 - 05:09 WIB
loading...
Kisah Misteri Makam Kyai Waqak di Kendal yang Sulit Dirobohkan
Makam Kyai Waqak di di Dukuh Ngebum, Desa Mororejo, Kabupaten Kendal, Jateng. Foto/Dok. jatengprov.go.id
A A A
Di tengah kompleks pabrik pengolahan kayu di Dukuh Ngebum, Desa Mororejo, Kabupaten Kendal, Jateng, terdapat sebuah makam kuno yang dipercaya sebagai makam Kyai Waqak. Makam kuno tersebut, tidak bisa dipindahkan dan dirobohkan.



Dilansir dari situs jatengprov.go.id, warga setempat menyebut di kawasan yang didirikan pabrik pengolahan kayu tersebut, dahulunya merupakan kompleks makam. Seluruh makam telah dibersihkan, namun satu makam kuno yang dipercaya sebaai makam Kyai Waqak, hingga kini masih berdiri kokoh.



Kyai Waqak dipercaya oleh masyarakat setempat, sebagai penyebar Islam di wilayah Kendal. Kompleks makam tersebut, juga dipercaya sebagai makam para tokoh besar di Kesultanan Demak. Oleh masyarakat sekitar, makam tersebut selama ini dikenal dengan makam Kyai Waqak.



Dalam situs jatengprov.go.id juga disebutkan, Kyai Waqak memiliki nama asli Raden Kenduran, yakni putra kelima Raden Hasan atau Raden Fatah yang merupakan Raja Demak, yang memerintah pada tahun 1481-1518 Masehi.

Makam kuno yang dipervaya sebagai tempat disemayamkannya tokoh penyebar Islam di Kendal itu, ditemukan berdasarkan silsilah yang telah disusun oleh Raden Tumenggung Komari Kriyo Dipuro di makam Raden Mertowidjoyo III di Desa Sukolilan, Kecamatan Patebon. Raden Mertowidjoyo III semasa hidupnya pernah bertugas menjadi Adipati Kendal, pada tahun 1725-1739 Masehi. Ia adalah pemegang Pusaka Kendil Wesi terakhir.

Sementara dilansir dari kendalkab.go.id, disebutkan dari catatan Amien Budiman, Kyai Kendil Wesi itu nama aslinya adalah Tumenggung Singowijoyo. Tumenggung Singowijoyo merupakan Bupati Kendal yang tewas di Gunung Tidar Magelang, ketika terjadi geger Pakunegaran. Kemudian ia digantikan oleh keponakannya dengan gelar Tumenggung Mertowijoyo.



Setelah Tumenggung Mertowijoyo meninggal, digantikan oleh adiknya dengan nama kehormatan yang sama yaitu Tumenggung Mertowijoyo, yang meninggal di Loji Semarang. Tumenggung ini mempunyai putera yang bernama Mertowijoyo yang kemudian lebih dikenal dengan Mertowijoyo I.

Sedangkan catatan yang beredar di Kendal menerangkan, yang dimaksud Kyai Kendil Wesi adalah Bupati Kendal yang memiliki nama Mertowijoyo II, adik dari Tumenggung Singowijoyo yang memerintah pada tahun 1700-1725. Meninggal dan dimakamkan di pemakaman Pekuncen Kendal.

Sedangkan pusakanya yang bernama Kendil Wesi diwariskan pada puteranya yang namanya juga nunggak semi dengannya yaitu Mertowijoyo III. Setelah meningal dunia, jenazah dan pusaka Kendil Wesinya dimakamkan di bawah pohon Doropayung Desa Sukolilan, Patebon, Kendal.



Nama Mertowijoyo juga ditemukan dalam buku Serat Babad Negari Semarang, dan Babad Mentawis. Dalam Serat Babad Nengari Semarang, diterangkan bahwa nama Mertowijoyo itu masih ada hubungannya dengan Ki Ageng Pandan Aran I (Ki Mode Pandan), penguasa Semarang atau Tirang Amper, yang berarti ada hubungan garis keturunan dengan Raden Fatah, Sultan Demak.

Silsilah lengkapnya disebut sebagai berikut; Raden Fatah (Demak) berputera Pangeran Sabrang Lor, berputera Pangerawn Pandan Aran I (Ki Mode Pandan), berputera Pangeran Kanoman bupati Semarang (adik Sunan Tembayat), berputera Kyai Khalifah, berputera Kyai Laweyan, berputera Kyai Sumendhi (Kyai Alap-alap, Bupati Semarang), berputera Kyai Rangga Hadi Negoro (Surahadimenggala ke-2, Bupati Semarang), berputera Kyai Ronggo Mertoyuda (Surahadimenggala ke-3, Bupati Semarang), berputera Kyai Mertowijyoyo.



Namun menurut cerita yang dicatat dalam buku peninggalan-peningglan kuno di Kendal disebutkan, Mertowijoyo berasal dari Lumajang. Karena ada selisih keluarga dengan adiknya, ia mengalah dan membawa pengikutnya berlayar dan akhirnya terdampar di Kendal.

Bersama pengikutnya ia membuka suatu daerah sebagai tempat tinggal, dan karena ia mempunyai sebuah pusaka yang berwujud kendil terbuat dari besi, maka ia terkenal dengan nama Kyai Kendil Wesi. Ia meninggal ketika geger pakunegaran di Gunung Tidar Magelang, dan jenazahnya dimakamkan di Pekuncen Kendal. Sedangkan jabatan bupati jatuh ke tangan Mertowijoyo III, putera Mertowijoyo I berikut pusakanya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1174 seconds (0.1#10.140)