Kesaktian Benda Pusaka Mataram Timbulkan Banjir Bandang hingga Tenggelamkan Pasukan Lawan

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 08:59 WIB
loading...
Kesaktian Benda Pusaka Mataram Timbulkan Banjir Bandang hingga Tenggelamkan Pasukan Lawan
Kerajaan Mataram memiliki beberapa benda pusaka yang konon termashyur kesaktiannya. Salah satu peristiwa menandakan kesaktian benda-benda pusaka Mataram yakni saat terjadi pemberontakan Pati. Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
Kerajaan Mataram memiliki beberapa benda pusaka yang konon termashyur kesaktiannya. Salah satu peristiwa menandakan kesaktian benda-benda pusaka Mataram yakni saat terjadi pemberontakan Pati yang dipimpin Adipati Pragola.

Pemberontakan itu dikisahkan terjadi beberapa tahun sebelum Panembahan Senopati wafat. Konon saat itu, sang Adipati Pati meminta hak pengurusan atas semua tanah pedesaan di sebelah utara, sebagaimana dituliskan pada buku "Awal Kebangkitan Mataram: Masa Pemerintahan Senapati" dari H. J. De Graaf.

Sang Adipati meminta 100 mata tombak dengan batangnya kepada Raja Mataram. Senapati memberikan seluruh mata tombaknya, kecuali batang tombaknya. Sebab dikatakan Senopati, pemberian batang tombak berarti perang.

Namun upaya itu membuat Adipati Pati geram. Ia pun mempersiapkan pasukan melintasi perbatasan dan menaklukkan semua penduduk desa di sebelah utara Pegunungan Kendeng. Semua menyerah, kecuali Demak, yang mempersenjatai diri di dalam lingkungan bentengnya.

Selanjutnya, Pati pun menghimpun pasukan dan menuju Mataram, untuk melakukan penyerangan. Perlu beberapa waktu bagi Adipati Pragola untuk menghimpun banyak prajurit yang disiapkan menyerang Mataram. Ia pun mengirimkan informasi ke Panembahan Senopati sebagai peringatan akan adanya penyerbuan ke wilayah yang dipimpin saudara sepupunya itu.

Pangeran mahkota Mataram bergerak menuju Prambanan, tentara Pati menuju Kemalon, setelah beristirahat melanjutkan perjalanan. Sang raja Mataram, Panembahan Senopati pun turun langsung ke gelanggang perang, ia naik kuda dan sempat beristirahat di Prambanan.

Melewati tengah malam Sang Raja melanjutkan perjalanannya lagi. Di luar benteng pertahanan pasukan Pati di Dengkeng, pasukan Mataram berteriak-teriak, dan benda sakti canang Ki Bicak dipukul bertalu-talu. Sementara keris Kiai Culik Mandaraka berhasil mematahkan tiga batang pohon besar kelapa yang menjadi pagar benteng. Baca Juga: Penampakan Benda Pusaka Era Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang

Senopati berhasil memasuki benteng pertahanan yang dibangun Adipati Pragola dengan mengendarai kudanya. Tak berselang lama entah dari mana, tiba-tiba banjir besar menerjang benteng pertahanan. Banjir arus lumpur layaknya banjir bandang meluap dari letusan Gunung Merapi.

Pasukan Pati pun berlarian menyelamatkan diri melihat fenomena alam yang terjadi. Sang pemimpin Adipati Pragola pun turut lari dan kembali ke Pati. Di Pati ia memanggil para bupati di sekitarnya, guna menyusun bala tentara tambahan. Sebab banyak tentara Pati yang tenggelam saat sungai meluap.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1615 seconds (0.1#10.140)